Investasi 101: Panduan Investasi untuk Pemula

Investasi merupakan salah satu cara untuk mengembangkan uang demi mencapai tujuan finansial yang diinginkan. Sayangnya, saat ini masih banyak orang yang ragu untuk memulai investasi karena berbagai alasan seperti kurangnya pengetahuan, takut tertipu investasi bodong, hingga bingung mulai dari mana. 

Apabila kamu salah satunya, panduan investasi ini untuk kamu. Melalui artikel panduan investasi untuk pemula ini, saya akan mengajak kamu untuk belajar tentang investasi dari dasar. Mulai dari pengertian investasi, mengapa harus investasi, apa saja instrumen investasi yang tersedia, sampai dengan bagaimana cara berinvestasi dan memaksimalkan keuntungan. 

πŸ€·β€β™‚οΈ Apa itu Investasi?

Secara umum, investasi adalah kegiatan menukarkan resources atau sumber daya (waktu, tenaga, uang) dengan suatu aset (pengetahuan, obligasi, saham) untuk memperoleh keuntungan di masa depan.

Contoh, seorang investor membeli saham (menukar uangnya dengan saham) dengan harapan suatu saat nilainya bakal naik atau ia mendapat dividen. 

Seorang mahasiswa belajar giat di universitas (menukar waktu, tenaga, dan uangnya dengan pendidikan tinggi) dengan harapan kelak setelah lulus ia bisa bekerja dengan bayaran tinggi.

Jika kamu perhatikan dengan baik, pada dua contoh di atas tersemat kata β€œharapan” yang menunjukkan bahwa investasi tidak selalu berjalan sesuai rencana. Terkadang, harga saham dapat turun signifikan, perusahaan bangkrus, lulusan doktor digaji rendah, aset properti mengalami kebakaran, dan seterusnya. Semua inilah yang disebut dengan risiko.

Nah, dalam investasi, keuntungan dan risiko selalu berjalan beriringan. Di mana ada potensi keuntungan, di situ pula pasti ada risiko. Semakin besar kemungkinan untung, semakin besar juga tingkat risiko dan begitupun sebaliknya.

Mengapa Perlu Berinvestasi?

Ada banyak alasan mengapa kamu perlu berinvestasi, di antaranya adalah:

– Melindungi nilai uang dari inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang menyebabkan nilai uang menurun. Dengan berinvestasi, kamu bisa mendapatkan return yang lebih tinggi daripada tingkat inflasi sehingga nilai uang tetap terjaga atau bahkan meningkat.

– Mencapai tujuan finansial tertentu

Tujuan finansial adalah hal-hal yang ingin kamu capai dengan menggunakan uang, seperti membeli rumah, mobil, pendidikan anak, liburan, pensiun, dan sebagainya. Dengan berinvestasi, kamu bisa mengumpulkan uang lebih cepat dan lebih banyak untuk mencapai tujuan finansial yang diinginkan.

– Meraih kekayaan lebih cepat

Salah satu keuntungan investasi adalah adanya efek compounding atau bunga berbunga. Ini artinya, uang kamu tidak hanya bertambah dari return yang diberikan oleh instrumen investasi, tetapi juga dari bunga atas return sebelumnya. Dengan begitu, uang kamu akan semakin bertambah secara eksponensial seiring waktu. Sehingga kekayaan pun bisa lebih cepat tercapai.

– Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup

Dengan berinvestasi, kamu bisa memiliki sumber pendapatan tambahan selain dari gaji. Pendapatan tambahan ini bisa kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan kamu dan keluarga, seperti makan enak, hobi, donasi, dan sebagainya. Dengan begitu, kamu bisa hidup lebih sejahtera dan bahagia.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Berinvestasi?

Waktu yang tepat untuk berinvestasi adalah sekarang. Tidak ada kata terlambat untuk memulai investasi. Semakin cepat kamu mulai, semakin lama waktu yang kamu miliki untuk mengembangkan uang kamu dan semakin besar efek compounding yang bisa dinikmati.

Namun, terdapat beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum investasi, antara lain:

  • Bereskan utang terlebih dahulu
  • Miliki dana darurat. Minimal 3-6 kali dari pengeluaran bulanan. Jadi, kalau pengeluaranmu Rp5 juta/bulan, minimal dana darurat yang harus kamu miliki adalah Rp15 juta – 30 juta.
  • Cari tahu profil risiko kamu. Apakah tipe investor konservatif, moderat, atau agresif. Cek di link berikut
  • Tentukan tujuan investasi. Apakah untuk menyiapkan dana pernikahan, beli rumah, atau dana pensiun
  • Pilih gaya investasi (aktif atau pasif)

2 Jenis Investasi

Secara umum, ada dua kategori investasi, yaitu investasi berbasis utang dan investasi berbasis kepemilikan. 

– Investasi berbasis utang

Investasi berbasis utang adalah investasi yang memberikan imbal hasil berupa bunga dari pinjaman yang diberikan kepada pihak lain, seperti obligasi, deposito, peer-to-peer lending, dan sebagainya. Investasi berbasis utang biasanya memiliki risiko dan return yang lebih rendah daripada investasi berbasis kepemilikan.

– Investasi berbasis kepemilikan

Investasi berbasis kepemilikan adalah investasi yang memberikan imbal hasil berupa capital gain (kenaikan harga dari aset yang dimiliki) atau dividen (pembagian laba dari perusahaan yang sahamnya dimiliki), seperti saham, reksa dana saham, emas, properti, dan sebagainya. Investasi berbasis kepemilikan biasanya memiliki risiko dan return yang lebih tinggi daripada investasi berbasis utang.

Instrumen Investasi 

Ada berbagai jenis instrumen investasi yang bisa dipilih sesuai dengan profil risiko, tujuan, dan kebutuhan investor. Berikut adalah beberapa contoh instrumen investasi yang populer di Indonesia:

1. Deposito

Deposito adalah produk simpanan di bank yang memiliki jangka waktu tertentu, misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Deposito memberikan bunga yang lebih tinggi daripada tabungan biasa, tetapi tidak bisa diambil sewaktu-waktu tanpa dikenakan penalti. 

Baca Deposito 101

2. Emas

Emas adalah logam berharga yang memiliki permintaan tinggi dan nilai tukar stabil. Emas bisa dibeli dalam bentuk fisik, seperti batangan, koin, atau perhiasan, atau dalam bentuk digital, seperti sertifikat atau token. 

Baca Emas 101

3. Reksadana

Reksadana adalah produk investasi yang menghimpun dana dari banyak investor untuk diinvestasikan oleh manajer investasi ke berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, pasar uang, atau campuran. 

Baca Reksadana 101

4. Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah, perusahaan, atau lembaga lain untuk meminjam uang dari investor. Obligasi memberikan bunga tetap kepada investor sebagai imbalan atas pinjaman tersebut.

Baca Obligasi 101

5. Saham

Saham adalah bukti kepemilikan sebagian dari sebuah perusahaan. Saham bisa dibeli dan dijual di pasar modal melalui perantara seperti broker atau sekuritas. Saham memberikan potensi keuntungan yang tinggi bagi investor jika harga saham naik atau perusahaan membagikan dividen. Namun, saham juga memiliki risiko kerugian yang tinggi jika harga saham turun atau perusahaan merugi.

Baca Saham 101

6. P2P Lending

P2P Lending adalah platform pinjam-meminjam online yang menghubungkan pemberi pinjaman (lender) dengan peminjam (borrower). P2P Lending memberikan kesempatan bagi investor untuk mendapatkan bunga yang lebih tinggi daripada deposito atau obligasi dengan meminjamkan uangnya kepada peminjam yang membutuhkan dana. 

Baca P2P Lending 101

7. Aset Kripto

Kripto adalah mata uang digital yang menggunakan teknologi kriptografi untuk mengamankan transaksi dan mengontrol penciptaan unit-unit baru. Kripto bisa dibeli dan dijual di platform online yang disebut bursa kripto. Investasi kripto menawarkan potensi keuntungan tinggi, namun dengan risiko tinggi pula.

Baca Aset Kripto 101

8. Instrumen investasi lainnya

Contoh seperti real estate, forex, berjangka, komoditas, opsi, dan lain-lain. 

Bagaimana Cara Memilih Jenis Investasi yang Sesuai?

Untuk memilih jenis investasi yang sesuai, kamu perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti:

– Risiko dan return yang diharapkan

Apakah kamu ingin mendapatkan return yang tinggi dengan menanggung risiko yang tinggi atau return yang rendah dengan menanggung risiko yang rendah? Apakah kamu siap menghadapi fluktuasi harga aset atau lebih suka dengan aset yang stabil? Apakah kamu bisa menerima kemungkinan kehilangan modal kamu atau lebih suka modal kamu terjamin?

– Jangka waktu investasi 

Apakah kamu ingin berinvestasi dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun), menengah (1-5 tahun), atau panjang (lebih dari 5 tahun)? Apakah kamu membutuhkan uang dalam waktu dekat atau bisa menunggu hingga jatuh tempo? Apakah kamu ingin berinvestasi sekali saja atau secara berkala?

– Likuiditas aset

Likuiditas adalah kemudahan menjual atau menukar aset menjadi uang tunai. Apakah kamu ingin memiliki aset yang mudah dijual (cth: tabungan, emas, dan surat berharga) atau tidak masalah jika sulit dijual (cth: properti)?

– Diversifikasi portofolio

Diversifikasi adalah strategi untuk mengurangi risiko dengan menyebarkan investasi ke berbagai jenis aset yang memiliki korelasi rendah atau berlawanan.

Dengan diversifikasi, kamu bisa mengurangi dampak negatif dari penurunan harga salah satu aset.

Apakah kamu ingin memiliki portofolio investasi yang terdiri dari satu jenis aset saja atau berbagai jenis aset? Apakah kamu ingin mengalokasikan dana investasi kamu secara seimbang atau tidak?


Setelah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, selanjutnya kamu dapat memilih sendiri mana instrumen investasi yang cocok untuk kamu sesuai kebutuhan dan profil risiko. 

Sebagai contoh, jika kamu memiliki profil risiko konservatif dan tujuan investasi jangka pendek dengan return rendah dan modal terjamin, kamu bisa memilih deposito, obligasi pemerintah, atau reksadana pendapatan tetap. 

Jika kamu memiliki profil risiko agresif dan tujuan investasi jangka panjang dengan return tinggi dan modal tidak terjamin, kamu mungkin cocok berinvestasi di saham, reksadana saham, atau kripto. 

Kamu juga bisa melakukan kombinasi dari berbagai jenis investasi untuk menciptakan portofolio investasi yang sesuai kebutuhan dan preferensi. 

Misalnya, kamu bisa mengalokasikan 50% dana ke deposito, 30% ke reksa dana pasar uang, 10% ke reksadana campuran, dan 10% ke saham. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan manfaat dari diversifikasi dan menyesuaikan risiko dan return yang diinginkan.

Dimana Berinvestasi? 

Saat ini, ada banyak platform investasi online yang bisa digunakan untuk investasi di berbagai instrumen. Berikut tabelnya:

Instrumen investasiAplikasi/platform
DepositoBank umum, dan bank digital seperti Bank Neo Commerce, Jago, dan Seabank
EmasBareksa, Tanamduit, Pluang, Nanovest, dll
ReksadanaAjaib, Bareksa, Bibit, Makmur, Tanamduit, Pluang, dll
ObligasiBareksa, Bibit, Tanamduit, dll
SahamAjaib, Bibit, Pluang, Stockbit, dll
P2P LendingAkseleran, Asetku, Investree, dll
KriptoAjaib Kripto, Pintu, Nanovest, Tokocrypto, Binance, Coinbase, dll

Mulai Investasi πŸš€

Memulai investasi bagi sebagian orang mungkin terasa agak menakutkan, apalagi ini adalah kali pertama bagi kamu. Namun, tidak perlu khawatir, karena itulah alasan kenapa panduan investasi untuk pemula ini dibuat. 

Melalui panduan ini, saya harap kamu bisa memulai perjalanan investasi dari nol dengan benar sampai bisa menghasilkan keuntungan berlipat ganda. Tidak perlu harus mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah saya lakukan dulu waktu awal belajar investasi. Semoga bermanfaat.

Zai Alam

A lifelong learner, blogger and part-time investor. I love sharing about personal finance and cuan-related tips. Connect with me on Twitter. (Disclaimer: not a financial advisor)

Leave a Comment