Mengenal Obligasi: Cara Investasi, Kelebihan dan Kekurangan

Obligasi adalah salah satu instrumen investasi yang populer di kalangan investor. Dengan membeli obligasi, investor berhak mendapatkan imbal hasil berupa bunga yang dibayarkan secara berkala oleh pihak penerbit. Namun, apa saja yang perlu diketahui sebelum berinvestasi di obligasi? Simak selengkapnya.

πŸ€·β€β™‚οΈ Apa itu Obligasi?

Obligasi adalah surat utang yang dijual oleh pihak penerbit (pemerintah atau perusahaan swasta) kepada investor (individu atau perusahaan/lembaga) untuk mendapatkan dana. 

Obligasi berisi janji dari pihak penerbit untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) dan melunasi pokok utang pada saat jatuh tempo obligasi. 

Jatuh tempo obligasi adalah waktu dimana pihak penerbit harus melunasi utangnya kepada investor. Periode jatuh tempo obligasi dapat bervariasi mulai dari satu tahun hingga puluhan tahun.

Sebagai salah satu instrumen investasi, obligasi memberikan imbal hasil pendapatan tetap yang lebih tinggi daripada deposito namun dengan risiko yang lebih rendah daripada saham.

Jenis Obligasi

Instrumen obligasi dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain:

Berdasarkan pihak penerbit

  • Obligasi negara, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat untuk membiayai defisit anggaran atau kegiatan pembangunan nasional. Contoh obligasi negara adalah Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
  • Obligasi korporasi, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta termasuk BUMN dan BUMD untuk membiayai modal kerja atau ekspansi bisnis. Kamu bisa cek daftar obligasi korporasi di situs resmi Bursa Efek Indonesia.
  • Obligasi daerah, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan pembangunan daerah. 

Berdasarkan jenis kupon

  • Obligasi kupon tetap (fixed rate), yaitu obligasi yang memberikan kupon dengan tingkat bunga tetap selama masa berlaku obligasi. 
  • Obligasi kupon mengambang (floating rate), yaitu obligasi yang memberikan kupon dengan tingkat bunga mengambang yang disesuaikan dengan acuan tertentu, seperti BI 7-day Reverse Repo Rate. 
  • Obligasi diskonto (tanpa bunga), yaitu obligasi yang tidak memberikan kupon sama sekali, tetapi dijual dengan harga diskon dari nilai nominalnya. 

Berdasarkan hak penukaran

  • Obligasi konversi, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada investor untuk menukar obligasinya dengan saham penerbit pada harga dan waktu tertentu. Obligasi ini biasanya memberikan kupon rendah karena investor sudah mendapat keuntungan dari konversi saham.
  • Obligasi tukar, mirip dengan obligasi konversi, tetapi bisa ditukar dengan saham perusahaan yang berhubungan dengan penerbit obligasi, seperti anak atau induk perusahaan. Obligasi ini juga memberikan kupon rendah karena investor bisa mendapat saham dari perusahaan lain.
  • Obligasi opsi beli, adalah surat utang yang memberikan hak kepada penerbit obligasi untuk membeli kembali obligasi dari investor dengan harga yang sudah disepakati. Artinya, investor bisa menjual obligasinya dengan harga lebih tinggi dari kupon yang diberikan oleh penerbit obligasi.
  • Putable bonds, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada investor untuk memaksa penerbit obligasi untuk membeli kembali obligasinya. Artinya, investor bisa mengembalikan obligasinya kepada penerbit obligasi jika tidak puas dengan kinerja atau kondisi pasar.

Berdasarkan cara penawaran

  • Obligasi penawaran umum (public offering bonds), yaitu obligasi yang ditawarkan kepada masyarakat luas melalui pasar modal dengan menggunakan prospektus sebagai dokumen penawaran. Obligasi ini harus mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum diterbitkan. 
  • Obligasi penempatan langsung (private placement bonds), yaitu obligasi yang ditawarkan secara langsung kepada investor tertentu tanpa melalui pasar modal. Obligasi ini tidak memerlukan prospektus maupun izin dari OJK. 
  • Obligasi lelang (auction bonds), yaitu obligasi yang ditawarkan melalui mekanisme lelang di pasar modal. Obligasi ini biasanya diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai defisit anggaran. Dalam lelang obligasi, investor bisa menawar harga dan jumlah obligasi yang ingin dibeli. 

Berdasarkan kesesuaian prinsip syariah

  • Obligasi konvensional, yaitu obligasi yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Semua obligasi yang tidak memiliki embel-embel kata β€œSyariah” atau β€œSukuk” merupakan obligasi konvensional. 
  • Obligasi syariah, yaitu obligasi yang kesepakatannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Contoh obligasi syariah adalah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Sukuk.

Pasar Obligasi

Obligasi adalah instrumen surat berharga yang bisa diperjualbelikan di pasar. Pasar obligasi terdiri dari dua jenis, yaitu pasar primer dan pasar sekunder.

1. Pasar primer 

Pasar primer adalah tempat dimana pihak penerbit menjual obligasinya untuk pertama kali kepada investor. Pada pasar primer, obligasi hanya ditawarkan selama periode tertentu dan investor wajib melakukan pemesanan obligasi sebelum batas akhir pemesanan. 

2. Pasar sekunder 

Pasar sekunder adalah tempat dimana investor bisa menjual atau membeli obligasi yang sudah diterbitkan sebelumnya. Pasar sekunder memiliki harga dan imbal hasil obligasi yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi pasar. Pasar sekunder dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tingkat bunga pasar, risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko inflasi. Pasar sekunder memiliki fleksibilitas waktu dan selalu ada kapan saja dan dimana saja.

Minimum Pembelian Obligasi

Instrumen obligasi dapat dibeli mulai dari Rp1 juta sampai dengan minimum Rp1 miliar, tergantung dari produk obligasi yang kamu beli. 

Contoh Obligasi

ObligasiPenerbitBisa Diperdagangkan di Pasar SekunderMinimum Investasi
Obligasi Ritel Indonesia (ORI)PemerintahYaRp1 juta
Sukuk RitelPemerintahYaRp1 juta
Saving Bond Ritel (SBR)PemerintahTidakRp1 juta
Sukuk TabunganPemerintahTidakRp1 juta
PERTIJPT Pertamina (BUMN)Ya$US 50.000 (sekitar Rp748 juta)

Kelebihan Obligasi

Obligasi memiliki beberapa kelebihan sebagai instrumen investasi, antara lain:

1. Pendapatan tetap 

Obligasi memberikan pendapatan tetap berupa kupon yang dibayarkan secara berkala, biasanya setiap semester.

2. Risiko yang relatif rendah

Obligasi dianggap sebagai instrumen investasi yang relatif aman karena penerbit obligasi biasanya adalah lembaga yang memiliki reputasi baik, seperti pemerintah atau perusahaan besar.

3. Fleksibilitas

Obligasi dapat diterbitkan dengan berbagai jangka waktu, mulai dari beberapa tahun hingga beberapa puluh tahun. Hal ini membuat obligasi menjadi instrumen investasi yang cocok untuk investor dengan berbagai tujuan keuangan.

4. Cukup likuid

Sebagian obligasi seperti ORI, Sukuk Ritel (Sukri), dan obligasi korporasi bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi investor untuk menjual obligasinya sebelum jatuh tempo jika sewaktu-waktu membutuhkan dana.

5. Diversifikasi

Obligasi dapat digunakan untuk diversifikasi portofolio investasi. Dengan berinvestasi di obligasi, investor dapat mengurangi risiko portofolionya.

6. Kontribusi sosial dan ekonomi

Membeli obligasi sama seperti kita mendukung kegiatan pembangunan nasional atau bisnis perusahaan. 

Kekurangan Obligasi

Obligasi juga memiliki beberapa kekurangan sebagai instrumen investasi, antara lain:

1. Potensi capital loss

Nilai obligasi dapat turun jika suku bunga naik. Hal ini karena investor akan lebih memilih untuk berinvestasi di obligasi yang menawarkan suku bunga yang lebih tinggi.

2. Risiko likuiditas

Tidak semua obligasi bisa dijual dengan mudah dan cepat di pasar sekunder. Hal ini bisa menjadi masalah bagi investor yang membutuhkan dana dalam waktu singkat.

3. Risiko gagal bayar

Meskipun obligasi dianggap sebagai instrumen investasi yang relatif aman, namun tetap ada risiko gagal bayar. Risiko gagal bayar ini biasanya lebih tinggi untuk obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan kecil atau perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan.

4. Keuntungan lebih rendah dari saham

Obligasi biasanya menawarkan keuntungan yang lebih rendah dari saham. Hal ini karena obligasi dianggap sebagai instrumen investasi yang lebih aman.

Cara Investasi Obligasi

  1. Tentukan jenis obligasi yang ingin dibeli, misalnya obligasi pemerintah, obligasi korporasi, obligasi syariah, atau obligasi ritel. Setiap jenis obligasi memiliki karakteristik, risiko, dan imbal hasil yang berbeda-beda.
  2. Baca prospektus untuk memahami lebih lanjut tentang produk obligasi yang ditawarkan, seperti berapa tingkat bunga, kapan jatuh tempo, apakah menggunakan bunga tetap atau mengambang (floating), dan seterusnya
  3. Cari dan pilih distributor resmi obligasi yang ditunjuk oleh pihak penerbit. Distributor resmi obligasi bisa berupa bank, perusahaan sekuritas, atau platform online seperti Bareksa, Bibit, dan Tanamduit.
  4. Lakukan registrasi atau pendaftaran akun di distributor resmi obligasi yang dipilih. Biasanya registrasi sudah bisa dilakukan secara digital melalui layanan online distributor. Registrasi membutuhkan data diri dan dokumen pendukung seperti KTP, NPWP, dan rekening bank.
  5. Lakukan pemesanan atau pembelian obligasi sesuai dengan tanggal penawaran dengan mengikuti ketentuan nominal investasi. Setiap jenis dan seri obligasi memiliki minimum dan maksimum pembelian yang berbeda-beda. Pemesanan atau pembelian obligasi bisa dilakukan melalui aplikasi atau website distributor resmi obligasi.
  6. Terakhir, lakukan pembayaran sesuai dengan jumlah nominal investasi yang dipesan atau dibeli. Pembayaran bisa dilakukan melalui transfer bank atau metode lain yang disediakan oleh distributor resmi obligasi. Setelah pembayaran dilakukan, kamu akan mendapatkan bukti kepemilikan obligasi berupa sertifikat elektronik.

Selain membeli produk obligasi secara langsung, instrumen obligasi juga bisa dibeli secara tidak langsung melalui pembelian produk reksadana pendapatan tetap.

Dimana Berinvestasi Obligasi?

πŸš€ Bank Umum

Hampir semua bank umum menyediakan layanan pembelian obligasi, baik di pasar primer maupun sekunder. Contohnya, Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank DBS, Bank Mega, Bank HSBC Indonesia, Bank OCBC NISP, dan lain-lain.

πŸš€ Perusahaan Sekuritas

Sama seperti bank, rata-rata perusahaan sekuritas juga menyediakan layanan investasi obligasi. Contohnya, Indopremier Sekuritas, Mirae Asset Sekuritas, Sinarmas Sekuritas, dan lain-lain.

πŸš€ Platform Investasi Online

Jika tidak ingin ribet, kamu juga bisa berinvestasi obligasi lewat platform investasi online seperti aplikasi Bareksa, Bibit, Fundtastic, Tanamduit, dan lain-lain.

Alternatif investasi

Di samping obligasi, terdapat juga beberapa instrumen investasi lain yang patut dipertimbangkan, diantaranya:

1. Emas

Emas adalah logam mulia yang memiliki nilai tinggi dan stabil, serta bisa dijadikan sebagai lindung nilai dari inflasi, krisis, dan ketidakpastian ekonomi.

Baca Emas 101

2. Deposito

Deposito adalah simpanan berjangka yang menawarkan bunga tetap yang lebih tinggi daripada tabungan biasa, serta dilindungi oleh LPS hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank.

Baca Deposito 101

3. Reksa dana

Reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat yang kemudian diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi profesional, dengan modal yang relatif kecil dan risiko yang terdiversifikasi.

Baca Reksadana 101

4. Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Berinvestasi saham memberikan keuntungan berupa capital gain dan dividen.

Baca Saham 101

5. P2P lending 

P2P lending adalah platform pinjam-meminjam uang online yang mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dengan penerima pinjaman (borrower) tanpa perantara, yang menawarkan kemudahan, kecepatan, fleksibilitas, dan imbal hasil yang menarik bagi lender, namun juga memiliki risiko gagal bayar (default) yang harus diwaspadai oleh lender.

Baca P2P Lending 101

6. Aset kripto

Aset kripto adalah sebuah mata uang digital yang menggunakan kriptografi atau sandi rahasia sebagai jaminan keamanannya. Aset kripto bisa dibeli dan dijual di platform online yang disebut bursa kripto. Investasi kripto menawarkan potensi keuntungan tinggi, namun dengan risiko tinggi pula.

Baca Aset Kripto 101
Zai Alam

A lifelong learner, blogger and part-time investor. I love sharing about personal finance and cuan-related tips. Connect with me on Twitter. (Disclaimer: not a financial advisor)

Leave a Comment