Mengenal Deposito: Cara Investasi, Kelebihan dan Kekurangan

Deposito adalah salah satu produk perbankan yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi daripada tabungan biasa. Namun, deposito juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Simak cara investasi, kelebihan, dan kekurangan instrumen deposito di artikel berikut.

🤷‍♂️ Apa itu Deposito?

Deposito adalah produk perbankan yang berupa simpanan uang dalam jangka waktu tertentu dengan bunga yang lebih tinggi daripada tabungan biasa. Jangka waktu deposito biasanya berkisar antara 1 bulan hingga 24 bulan. Selama jangka waktu tersebut, nasabah tidak dapat menarik uangnya tanpa dikenakan biaya penalti atau denda. Deposito juga dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas tertentu.

Jenis Deposito

Deposito dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristiknya, yaitu:

– Deposito berjangka 

Deposito yang memiliki jangka waktu tertentu dan bunga yang tetap selama periode tersebut. Jika nasabah ingin menarik uangnya sebelum jatuh tempo, maka akan dikenakan biaya penalti.

– Deposito on call

Deposito yang memiliki jangka waktu pencairan singkat, mulai dari 3 hari hingga maksimal 1 bulan. Disebut on call karena jenis deposito ini bisa dicairkan kapan saja oleh investor asalkan sudah memberikan pemberitahuan ke pihak bank minimal 1-3 hari sebelum waktu pencairan.

– Sertifikat deposito

Deposito yang bukti penyimpanannya dapat dijual-belikan di pasar uang. Sertifikat deposito memiliki bunga yang lebih tinggi daripada deposito berjangka, namun memiliki risiko fluktuasi harga. 

– Deposito syariah

Deposito yang mengikuti prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan dananya. Nasabah tidak mendapatkan bunga, melainkan bagi hasil sesuai dengan nisbah atau kesepakatan antara nasabah dan bank. Deposito syariah juga tidak dikenakan biaya penalti jika nasabah menarik dananya sebelum jatuh tempo.

Kelebihan Deposito

Deposito memiliki beberapa kelebihan sebagai produk investasi, yaitu:

– Imbal hasil lebih tinggi daripada tabungan biasa 

Bunga deposito biasanya berkisar antara 3,3% hingga 7% per tahun, tergantung pada bank dan jangka waktu deposito. Contoh bank yang memberikan suku bunga deposito tinggi adalah Bank Neo Commerce (8%/tahun), Seabank (6%/tahun), dan Jago (5%/tahun).

– Risiko rendah

Deposito merupakan produk perbankan yang aman dan terjamin oleh LPS hingga batas tertentu (maks. Rp2 miliar). Nasabah tidak perlu khawatir kehilangan uangnya karena gagal bayar atau krisis keuangan.

– Mudah diakses

Deposito dapat dibuka di hampir semua bank dengan syarat dan ketentuan yang mudah dipenuhi. Nasabah juga dapat memantau perkembangan depositonya melalui internet banking atau mobile banking.

Kekurangan Deposito

Deposito juga memiliki beberapa kekurangan sebagai produk investasi, yaitu:

– Likuiditas rendah

Deposito memiliki jangka waktu tertentu yang mengikat nasabah untuk tidak menarik uangnya sebelum jatuh tempo. Jika nasabah membutuhkan uang mendesak, maka harus membayar biaya penalti atau denda yang bisa mengurangi imbal hasilnya.

– Imbal hasil terbatas

Bunga deposito biasanya lebih rendah daripada produk investasi lain yang lebih berisiko, seperti obligasi, saham, atau reksadana. Selain itu, bunga deposito juga dipotong pajak sebesar 20% dari nominalnya.

– Tidak mengalahkan inflasi

Bunga deposito bank tidak selalu bisa menandingi tingkat inflasi di Indonesia. Contoh, bunga deposito bank umum seperti BRI, BCA, BNI, dan Mandiri biasanya hanya di kisaran 2% – 4% per tahun, padahal inflasi Indonesia rata-rata 4,2% dalam 10 tahun terakhir (2013 – 2022). Hal ini berarti nilai uang nasabah akan menurun secara riil jika disimpan dalam bentuk deposito.

Cara Investasi Deposito

Untuk berinvestasi deposito, nasabah harus melakukan beberapa langkah berikut:

  • Memilih bank yang menawarkan deposito dengan bunga dan syarat yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan nasabah.
  • Membuka rekening deposito di bank tersebut dengan mengisi formulir dan menyertakan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, seperti KTP, NPWP, buku tabungan, dan lain-lain.
  • Menyetorkan uang sejumlah minimum yang ditentukan oleh bank untuk membuka deposito. Jumlah minimum ini biasanya berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 10 juta.
  • Memilih jangka waktu deposito yang diinginkan, mulai dari 1 bulan hingga 24 bulan. Jangka waktu ini akan menentukan bunga dan biaya penalti yang berlaku.
  • Menunggu hingga deposito jatuh tempo dan mendapatkan imbal hasilnya. Nasabah dapat memilih untuk mencairkan depositonya atau memperpanjangnya dengan bunga yang baru.

Faktor yang Mempengaruhi Imbal Hasil Deposito

Imbal hasil deposito dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

– Suku bunga acuan

Suku bunga acuan adalah suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai pedoman bagi bank-bank dalam menentukan suku bunga kredit dan simpanan. Jika suku bunga acuan naik, maka bunga deposito biasanya juga naik, begitu pula sebaliknya.

suku bunga deposito dan BI-rate

– Persaingan antar bank

Persaingan antar bank juga mempengaruhi bunga deposito yang ditawarkan. Bank-bank biasanya berusaha menarik nasabah dengan menawarkan bunga deposito yang lebih tinggi daripada bank lain. Namun, nasabah juga harus memperhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku di masing-masing bank.

– Jangka waktu deposito

Jangka waktu deposito juga berpengaruh terhadap bunga deposito yang diberikan. Biasanya, semakin lama jangka waktu deposito, semakin tinggi bunga depositonya. Hal ini karena bank memberikan insentif kepada nasabah yang bersedia menyimpan uangnya dalam jangka waktu yang lama.

– Jenis deposito

Jenis deposito juga mempengaruhi imbal hasil deposito yang didapatkan. Deposito berjangka memiliki bunga yang tetap selama periode tertentu, sedangkan deposito on call memiliki bunga yang berubah-ubah sesuai dengan suku bunga pasar. Deposito syariah memiliki bagi hasil yang ditentukan oleh nisbah atau kesepakatan antara nasabah dan bank.

Dimana Berinvestasi Deposito?

Nasabah dapat berinvestasi deposito di berbagai bank yang ada di Indonesia, baik bank umum, bank syariah, maupun bank digital. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih bank untuk berinvestasi deposito, yaitu:

  • Reputasi dan kredibilitas bank. Nasabah harus memastikan bahwa bank yang dipilih memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik di mata masyarakat dan otoritas terkait. Hal ini untuk menghindari risiko kegagalan bayar atau penipuan yang bisa merugikan nasabah.
  • Bunga dan syarat deposito. Nasabah harus membandingkan bunga dan syarat deposito yang ditawarkan oleh berbagai bank untuk mendapatkan produk yang paling menguntungkan. Nasabah harus memperhatikan jumlah minimum penyetoran, jangka waktu, biaya penalti, pajak, dan lain-lain.
  • Layanan dan fasilitas bank. Nasabah harus memilih bank yang memberikan layanan dan fasilitas yang memudahkan nasabah dalam mengelola depositonya. Misalnya, adanya internet banking atau mobile banking untuk memantau perkembangan deposito, adanya fasilitas autodebet untuk membayar tagihan rutin dari rekening deposito, adanya layanan customer service yang responsif dan ramah, dan lain-lain.

Berikut daftar beberapa bank di Indonesia yang menawarkan instrumen deposito:

Bank UmumBank SyariahBank Digital
BCABCA Syariah😸 Bank Kucing (Bank Neo Commerce)
BRIBank Syariah Indonesia (BSI)Bank Jago
BNIBank MuamalatSeabank
BTNBank Mega SyariahJenius
BTNBank KB Bukopin SyariahBlu by BCA

FAQ

1. Apakah deposito aman?

Aman karena dijamin oleh LPS sampai Rp 2 miliar jika bank gagal bayar atau dilikuidasi.

2. Apakah deposito menguntungkan?

Deposito dapat menjadi pilihan investasi yang menguntungkan jika nasabah ingin mendapatkan imbal hasil lebih tinggi daripada tabungan biasa dengan risiko yang rendah.

3. Apakah deposito bisa ditarik kapan saja?

Deposito tidak bisa ditarik kapan saja, ada biaya penalti jika sebelum jatuh tempo, kecuali deposito on call tapi bunganya lebih rendah.

4. Apakah deposito kena pajak?

Ya, deposito kena pajak sebesar 20% dari nominal bunga yang diterima.

Alternatif investasi

Selain saham, berikut adalah pilihan investasi lain yang bisa kamu pertimbangkan:

1. Emas

Emas adalah logam mulia yang memiliki nilai tinggi dan stabil, serta bisa dijadikan sebagai lindung nilai dari inflasi, krisis, dan ketidakpastian ekonomi.

Baca Emas 101

2. Reksa dana

Reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat yang kemudian diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi profesional, dengan modal yang relatif kecil dan risiko yang terdiversifikasi.

Baca Reksadana 101

3. Obligasi

Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan dengan nilai nominal dan waktu jatuh tempo tertentu, yang memberikan imbal hasil berupa bunga (kupon) yang dibayarkan secara periodik kepada pemegangnya.

Baca Obligasi 101

4. Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Berinvestasi saham memberikan keuntungan berupa capital gain dan dividen.

Baca Saham 101

5. P2P lending 

P2P lending adalah platform pinjam-meminjam uang online yang mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dengan penerima pinjaman (borrower) tanpa perantara, yang menawarkan kemudahan, kecepatan, fleksibilitas, dan imbal hasil yang menarik bagi lender, namun juga memiliki risiko gagal bayar (default) yang harus diwaspadai oleh lender.

Baca P2P Lending 101

6. Aset kripto

Aset kripto adalah sebuah mata uang digital yang menggunakan kriptografi atau sandi rahasia sebagai jaminan keamanannya. Aset kripto bisa dibeli dan dijual di platform online yang disebut bursa kripto. Investasi kripto menawarkan potensi keuntungan tinggi, namun dengan risiko tinggi pula.

Baca Aset Kripto 101
Zai Alam

A lifelong learner, blogger and part-time investor. I love sharing about personal finance and cuan-related tips. Connect with me on Twitter. (Disclaimer: not a financial advisor)

Leave a Comment