Berbicara tentang reksadana, umumnya kita mengenal 4 jenis reksadana saja, yakni reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham. Padahal, selain itu ada juga jenis reksadana lain, namanya reksadana indeks.
Sesuai namanya, reksadana indeks adalah jenis reksadana yang kinerjanya mengacu pada suatu indeks tertentu, baik itu indeks saham ataupun obligasi. Selengkapnya, simak apa itu reksadana indeks, sejarah, keuntungan, dan kerugiannya di bawah ini.
Pengertian reksadana indeks
Menurut OJK, reksadana indeks adalah reksadana yang dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks tertentu, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham.
Berbeda dengan jenis reksadana lain, tujuan dari reksadana indeks adalah untuk menyamai kinerja indeks yang dijadikan acuan (benchmark), bukan mengalahkannya.
Semakin kecil perbedaan antara hasil kinerja reksadana indeks dan indeks yang menjadi acuaannya, (cth: indeks saham seperti IDX30, JII, LQ45, SRI KEHATI, dll atau indeks obligasi seperti iBOXX ABF Indonesian Index), maka semakin bagus pula reksadana indeks tersebut.
Sebaliknya, semakin lebar perbedaannya, maka semakin jelek pula produk reksadana indeks tersebut. Reksadana indeks terbaik adalah reksadana indeks yang memiliki selisih antara hasil reksadana indeks dengan indeks acuan nol atau tracking error=0.
Reksadana indeks dikelola secara pasif (passive management strategy) dengan menyusun portofolio investasi mengikuti portofolio yang ada pada indeks acuan. Akibatnya, reksadana indeks selalu memiliki komposisi portofolio yang mirip atau bahkan sama persis dengan indeks yang dijadikan acuan.
Karena dikelola secara pasif, biaya investasi di reksadana indeks otomatis menjadi lebih murah daripada biaya investasi di jenis reksadana lain.
Pengelolaan secara pasif membuat manajer investasi tidak memerlukan banyak tenaga analis untuk memutuskan saham atau obligasi mana yang akan diinvestasikan, sehingga lebih efisien dan murah.
Selain itu, pengelolaan secara pasif juga membuat manajer investasi terhindar dari aktivitas jual beli (trading) saham atau obligasi terlalu sering, sehingga mengecilkan biaya transaksi yang ujungnya membuat investor hanya mengeluarkan biaya investasi yang lebih kecil pula.
Sejarah Reksadana Indeks
Reksadana indeks pertama kali dikenal masyarakat, khususnya investor, pada tahun 1975. Pada saat itu, John C. Bogle melalui perusahaannya, The Vanguard Group, meluncurkan produk reksadana indeks pertama di dunia bernama Vanguard 500 Index Fund (VFINX).
Kendati produk reksadana indeks pertama baru bisa dibeli publik pada tahun 1975, namun konsep tentang reksadana indeks ini sebetulnya telah ada sejak tahun 1960.
Yaitu bermula dari sebuah artikel berjudul “The Case for An Unmanaged Investment Company” yang ditulis oleh Edward Renshaw dan Paul Feldstein, mahasiswa University of Chicago, pada tahun 1960.
Keuntungan dan Kerugian Reksadana Indeks
Ada tiga keuntungan berinvestasi di reksadana indeks, yakni:
- Biaya investasi lebih murah
- Diversifikasi, karena satu produk reksadana indeks terdiri dari berbagai portofolio sesuai yang terdapat pada indeks acuan
- Keuntungan lebih stabil, mengikuti indeks acuan.
Sementara untuk kerugiannya mungkin lebih ke opportunity cost dimana kita bisa saja mendapatkan keuntungan investasi yang lebih besar ketika kita berinvestasi di produk reksadana selain reksadana indeks.
Baca juga: 13 pilihan investasi yang menguntungkan, cocok untuk pemula!
Contoh reksadana indeks
Hingga saat ini sudah ada puluhan produk reksadana Indeks yang bisa kamu beli di berbagai bank dan/atau platform online. Beberapa diantaranya pernah saya tulis di artikel ini: Daftar 20 reksadana indeks di Indonesia, mana yang terbaik?
Kesimpulan
Reksadana indeks adalah jenis reksadana yang dikelola secara pasif dengan menyusun komposisi portofolio menyerupai indeks acuan. Berinvestasi di reksadana indeks menawarkan berbagai kelebihan bagi investor seperti biaya investasi rendah, diversifikasi, dan keuntungan reksadana yang stabil mengikuti indeks.
Terakhir, reksadana indeks adalah jenis reksadana yang menguntungkan dan sangat direkomendasikan oleh Warren Buffett sebagaimana yang pernah ia tulis dalam surat kepada pemegang saham Berkshire Hathaway pada tahun 2013.
My money, I should add, is where my mouth is: What I advise here is essentially identical to certain instructions I’ve laid out in my will. One bequest provides that cash will be delivered to a trustee for my wife’s benefit. (I have to use cash for individual bequests, because all of my Berkshire shares will be fully distributed to certain philanthropic organizations over the ten years following the closing of my estate.)
Warren Buffet
My advice to the trustee could not be more simple: Put 10% of the cash in short-term government bonds and 90% in a very low-cost S&P 500 index fund. (I suggest Vanguard’s.) I believe the trust’s long-term results from this policy will be superior to those attained by most investors – whether pension funds, institutions or individuals – who employ high-fee managers.