IHSG adalah singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan, yaitu indeks yang merepresentasikan kinerja harga semua saham yang tercatat di Papan Utama dan Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Semua investor tahu ini, tapi tidak semua tahu bagaimana cara mencari berapa jumlah saham penyusun atau yang membentuk nilai IHSG tersebut. Makanya, saya menulis artikel ini.
Mengenal Tiga Papan Pencatatan Saham BEI
Buat kamu yang belum tahu, di BEI terdapat tiga papan yang dipakai untuk mencatat saham-saham perusahaan yang akan IPO (initial public offering), yaitu Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Akselerasi.
Papan Utama adalah papan tempat saham-saham emiten besar di Indonesia berada, yaitu emiten yang sudah mengecap untung saat IPO, memiliki aset berwujud bersih (non-tangible aset tidak diitung) minimal Rp100 miliar, dan mempunyai rekam jejak kinerja keuangan yang baik.
Papan Pengembangan diisi oleh saham-saham emiten yang sedang dalam tahap pengembangan (masih rugi) atau berkinerja baik tapi belum memenuhi syarat untuk listing di papan utama. Biasanya karena emiten belum mencapai ukuran keuangan yang memadai, baik dari segi aktiva berwujud bersih, jumlah pendapatan, laba usaha, hingga nilai kapitalisasi saham.
Baca juga: 12 Rekomendasi Buku Saham Terbaik untuk Pemula
Sementara Papan Akselerasi diisi oleh saham-saham dari perusahaan skala kecil dan menengah dengan ukuran aset kurang dari 50 miliar namun memiliki prospek kinerja yang baik di masa depan.
Lebih lengkap tentang perbedaan syarat pencatatan saham di BEI dapat kamu cek pada tabel berikut:
Bagaimana Cara Mengetahui Jumlah Saham yang Menyusun IHSG?
Seperti yang disebutkan di awal, IHSG adalah indeks yang mengukur kinerja harga semua saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan BEI.
Artinya, bila kita ingin mengetahui apa saja saham yang menyusun IHSG dan berapa jumlahnya, tinggal kita tambahkan saja saham-saham yang ada di kedua papan tersebut atau bisa juga dengan cara mengurangi total saham di BEI dengan jumlah saham yang tercatat di Papan Akselerasi.
Baca juga: 3 Keuntungan Investasi Saham Jangka Panjang
Cara 1:
- Kunjungi situs BEI di idx.co.id
- Klik menu Data Pasar lalu pilih Daftar Saham
- Setelah itu akan tampil opsi untuk melakukan filter saham. Nah, di kolom Papan klik Utama untuk melihat berapa jumlah saham yang tercatat di papan utama. Catat berapa jumlahnya
- Ulangi cara ke-3 namun pilih Pengembangan dan klik tombol Cari untuk melihat berapa jumlah saham yang tercatat di papan pengembangan BEI
- Tambahkan jumlah total saham keduanya untuk mengetahui hasil akhir
Cara 2:
- Kunjungi situs BEI di idx.co.id
- Klik menu Data Pasar lalu pilih Ringkasan Saham
- Catat berapa jumlah saham yang terdaftar saat itu dengan mengklik kolom paling akhir
- Setelah itu, masuk ke laman Daftar Saham dengan klik menu Data Pasar lalu pilih Daftar Saham
- Pada kolom papan, klik AKSELERASI untuk melihat berapa jumlah saham yang tercatat di papan akselerasi BEI
- Terakhir, kurangi jumlah total saham yang tercatat di BEI dengan jumlah saham papan akselerasi untuk mendapatkan hasilnya
Saat artikel ini ditulis, total ada 736 saham emiten yang menyusun IHSG dimana saham BBCA masih menjadi penyumbang nilai kapitalisasi terbesar bagi pasar modal Indonesia secara keseluruhan. Diikuti oleh saham BBRI dan saham TLKM yang berada di posisi ke-2 dan ke-3.
NB: Jika terdapat perbedaan hasil, artinya data IDX sedang bermasalah. Silakan hubungi agen melalui fitur Live Chat
Manfaat Mengetahui Jumlah Saham Penyusun IHSG
Nilai IHSG didapat dari membagi jumlah total kapitalisasi pasar terkini semua saham tercatat di BEI kecuali yang masuk papan akselerasi dengan total kapitalisasi pasar pada saat peluncuran indeks pertama kali (nilai dasar/base value) dikali 100.
Berdasarkan rumus tersebut, berarti mengetahui jumlah saham penyusun IHSG dapat memungkinkan investor untuk menghitung berapa nilai kapitalisasi pasar rata-rata tiap perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia.
Setelah itu, kita bisa membandingkannya dengan nilai kapitalisasi pasar rata-rata emiten yang terdaftar di bursa luar negeri, misalnya NASDAQ, SEHK, JPX, dan LSE, Apakah market cap perusahaan-perusahaan Indonesia lebih baik atau justru lebih buruk daripada perusahaan di luar negeri. (asumsi emiten yang melakukan dual listing tidak dihitung).