Kenali 7 Keuntungan dan Kerugian dalam Investasi Saham

Selalu ada risiko yang menyertai dalam setiap investasi. Termasuk dalam investasi saham. Pasti ada keuntungan dan kerugian dalam investasi saham yang harus dipertimbangkan oleh setiap investor.

Tak melulu hanya memperhitungkan keuntungan, potensi kerugian pun sebaiknya harus diperhatikan seorang investor sebelum menanamkan modalnya. Sehingga para investor tidak terlalu kaget saat menghadapi kerugian ketika menanamkan investasi di dunia pasar modal.

Hal ini mutlak dipahami oleh setiap investor saham. Jangan memasuki dunia pasar modal dengan hanya melihat sisi keuntungan saja. Tetapi harus melihat juga sisi potensi kerugian yang barangkali bisa terjadi di masa depan.

Baca juga: Apa itu Saham? Pengertian, Jenis, dan Keuntungan Investasi Saham

Jangan tergiur oleh keuntungan berlipat yang akan didapat. Sementara kerugian yang jumlahnya jauh lebih besar seperti tertutup oleh keuntungan yang belum pasti direngkuh.

Lalu, apa saja keuntungan dan kerugian dalam investasi saham? Pantengin terus tulisan ini sampai kelar ya.

Keuntungan Investasi Saham

keuntungan investasi saham

1. Pembagian Dividen

Pengertian gampang dari dividen adalah keuntungan yang didapat sebuah perusahaan saat mencapai akhir tahun keuangan. Inilah yang jadi salah satu keuntungan yang bisa didapat saat kamu mulai berinvestasi di dunia saham.

Tentu saja mereka yang berhak mendapatkan dividen adalah pemegang saham perusahaan tersebut hingga masa akhir tahun keuangan. Bahkan kamu bisa mendapat dividen meski hanya baru memiliki saham perusahaan tersebut dalam hitungan hari, bahkan jam.

Umumnya, perusahaan akan membagikan dividen dalam bentuk tunai atau saham. Investor bisa memilih akan menerima pembagian dividen dari dua opsi tersebut.

Bagi yang berpikir untuk investasi jangka panjang, dividen dalam bentuk saham jadi pilihan yang pas. Terlebih jika perusahaan tersebut punya potensi untuk terus berkembang dengan baik di tahun-tahun mendatang.

Namun, mengambil opsi tunai dalam pembagian dividen juga bukan sesuatu yang buruk. Karena kamu jadi punya tambahan modal untuk mencari perusahaan lain yang sahamnya punya potensi terus bertambah tinggi.

Artikel terkait: Ketahui 2 Cara Mendapatkan Dividen Saham Di Sini

Di sisi lain, ada juga perusahaan yang tidak membagikan dividen meski meraih laba. Biasanya, hal ini terjadi karena perusahaan ingin melakukan pengembangan usaha atau ekspansi usaha. Sehingga laba yang didapat dipakai untuk mengembangkan usaha.

Toh ini tidak menjadi sebuah kerugian bagi para pemilik saham. Karena saat ekpansi yang dilakukan sukses, dividen yang didapat saat meraih keuntungan di tahun keuangan berikutnya pun akan lebih besar.

2. Capital Gain

Jika dividen menjadi keuntungan yang akan didapat di jangka menengah hingga panjang, maka investor akan mendapatkan keuntungan jangka pendek melalui yang disebut Capital Gain. Yaitu selisih antara harga beli dengan harga jual saham.

Fluktuasi harga saham bisa berlangsung setiap saat. Bahkan dalam hitungan detik. Karena harga saham akan terus bergerak mengikuti hukum permintaan dan persediaan.

Saat saham tengah jadi incaran banyak orang, otomatis harganya akan naik. Sebaliknya, ketika banyak orang yang melepas saham, maka harganya pun akan tertekan. Turun dari harga saat dibeli.

Nah, itulah yang harus dipahami saat “bermain” di bursa saham. Sehingga kamu bisa mendapatkan capital gain di saat yang tepat.

Untuk urusan waktu, capital gain memang tidak bisa dipastikan kapan bisa didapat. Bisa terjadi dalam tempo 1-2 hari. Bisa juga dalam tempo berbulan-bulan. Yang pasti, kamu harus selalu memantau pergerakan saham agar tahu waktu yang tepat menjual saham sehingga meraih keuntungan dari penjualan tersebut.

Ilustrasinya seperti ini. Kamu membeli saham dari perusahaan “Dapur Ngebul” dengan harga per saham Rp 500. Dengan minimal pembelian saham adalah 1 lot (100 lembar saham), maka kamu menginvestasikan dana Rp 50 ribu.

Dalam tiga bulan kemudian, saham perusahaan “Dapur Ngebul” naik menjadi Rp 750 per lembar saham. Artinya, jika kamu menjual saham pada saat mencapai harga tersebut, kamu akan mendapat keuntungan sebesar 50 persen dari harga waktu membeli.

3. Berhak Ikut RUPS

Tak sembarang orang bisa ikut dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Karena rapat ini hanya bisa dihadiri oleh mereka yang memiliki saham di perusahaan tersebut.

Tak hanya bisa ikut RUPS, pemilik saham juga punya suara dalam memilih direksi dan komisaris. Namun, tentu saja, jumlah saham yang dimiliki akan berpengaruh terhadap jumlah suara yang bisa diberikan.

Ikut dalam RUPS adalah sebuah pengalaman luar biasa. Ada banyak pelajaran penting yang bisa didapat para pemilik saham saat mengikuti RUPS. Setidaknya belajar bagaimana sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang ada dalam mengembangkan bisnis mereka.

Baca juga: Panduan belajar saham untuk Pemula, Mudah Kok!

Kerugian Investasi Saham

kerugian investasi saham

1. Tak ada Dividen

Tak selamanya sebuah perusahaan yang sahamnya kamu miliki akan memberikan dividen di akhir tahun keuangan. Sebab, dividen akan dibagikan jika perusahaan memang mendapat laba.

Nah, kalau perusahaan tak mengalami keuntungan, atau justru mengalami kerugian, dapat dipastikan tak akan ada dividen yang dibagikan.

Ini menjadi salah satu kerugian dalam investasi saham.

Tak hanya karena mengalami kerugian, dividen tidak akan dibagikan jika mayoritas pemegang saham memang tidak menyetujuinya saat diadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Meskipun perusahaan meraih keuntungan.

2. Capital Loss

Kerugian dalam investasi saham lainnya adalah tentu saja kehilangan modal alias Capital Loss. Hal ini bisa terjadi saat harga saham yang kamu beli anjlok. Bisa karena kondisi perusahaan yang tengah memburuk atau bisa juga karena faktor lain.

Akibatnya, sudah tentu kamu tidak akan mendapatkan keuntungan dari kepemilikan saham tersebut. Justru mengalami kerugian karena harga jual lebih rendah dibanding saat kamu membelinya.

Kamu bisa saja menyimpan saham yang tengah anjlok tersebut, daripada menjualnya dalam harga yang lebih rendah. Dengan harapan, harga saham tersebut akan kembali naik.

Namun, tetap saja ini masih mengandung risiko. Karena kamu tidak akan pernah tahu dengan pasti kapan harga saham akan kembali normal atau lebih tinggi dari saat membeli.

Dengan kata lain, kamu tidak bisa mengembangkan modal yang dimiliki untuk mencari dan mendapatkan saham yang kondisinya lebih baik dan lebih menguntungkan.

3. Emiten bangkrut

Soal ini rasanya tak perlu dijelaskan panjang lebar. Saat sebuah emiten alias perusahaan yang sahamnya kamu miliki bangkrut, kamu sudah pasti mengalami kerugian.

Kalaupun ada penjualan aset, belum tentu kamu akan kebagian. Karena umumnya aset akan dipakai untuk menutupi sisa utang atau biaya yang lainnya. Bukan untuk mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan para investor.

4. Terkena Suspend

Ketika saham yang kamu miliki mengalami suspend, otomatis kamu tidak bisa melakukan transaksi. Karena perdagangan saham tersebut sudah dihentikan untuk sementara oleh otoritas bursa efek.

Karena itu, kamu tidak bisa menjual saham tersebut. Meski tengah mengalami kenaikan harga yan signifikan. Suspend bisa berlangsung dalam beberapa jam, bisa juga terjadi selama beberapa hari. Tergantung pihak otoritas sudah mendapat informasi yang gamblang soal saham tersebut.

Saham yang mengalami suspend bisa disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, terjadi lonjakan atau penurunan harga saham yang drastis dalam waktu yang singkat.  Inilah yang kemudian akan diinvestigasi oleh pihak otoritas bursa saham hingga akhirnya saham mengalami suspend.

Kedua, perusahaan dipailitkan oleh kreditornya. Sehingga pihak otoritas akan langsung membekukan transaksi saham di perusahaan tersebut.

Ketiga, ada sebuah kondisi khusus yang membuat otoritas harus menghentikan transaksi terkait saham tersebut untuk sementara waktu. Seperti perusahaan yang tak kunjung mengirim laporan keuangan hingga batas waktu yang telah ditentukan.

Walau pasti ada keuntungan dan kerugian dalam investasi saham, kamu bisa kok lebih mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian. Bagaimana caranya? Bisa dengan melakukan investasi jangka panjang. Minimal 3 tahun.

Jadi selama kurun waktu tersebut, kamu tidak perlu khawatir atau memikirkan soal fluktuasi harga saham yang kamu miliki. Sebaliknya, kamu cukup mengecek dan menganalisa perkembangan harga saham hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun sekali.

Atau bisa juga dengan melakukan diversifikasi saham. Artinya, kamu memiliki saham di sejumlah emiten berbeda. Sehingga ketika ada satu atau beberapa koleksi saham kamu yang nilainya turun, total nilai investasi kamu justru tetap aman saja (atau tidak tergerus semuanya) karena masih di-backing oleh beberapa koleksi saham lainnya yang masih berada dalam posisi untung.

Jadi, itulah 7 keuntungan dan kerugian dalam investasi saham yang perlu kamu ketahui. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang investasi saham, ada baiknya jika kamu bergabung dengan 10 komunitas saham di Indonesia ini dan belajar dari para suhu yang ada di sana.

Zai

A lifelong learner, blogger and part-time investor. I love sharing about personal finance and cuan-related tips. Connect with me on Twitter. (Disclaimer: not a financial advisor)

Leave a Comment