Dalam ilmu perencanaan keuangan, dana darurat merupakan salah satu elemen penting yang wajib dipenuhi untuk menciptakan kondisi finansial yang stabil.
Tak hanya itu, dana darurat juga menjadi salah satu dari 5 hal yang perlu dipersiapkan sebelum berinvestasi agar kegiatan investasi dapat memberikan untung maksimal serta terhindar dari risiko kerugian yang besar.
Pengertian Dana Darurat
Dana darurat adalah dana yang dialokasikan khusus untuk berbagai keperluan darurat dalam hidup yang tidak dapat diprediksi.
Misalnya, untuk keperluan biaya hidup selama belum mendapatkan pekerjaan baru setelah mengalami PHK, saat kendaraan (motor/mobil) atau rumah mengalami kerusakan parah/tidak terduga dan butuh dana segera untuk memperbaikinya, saat kamu atau anggota keluarga jatuh sakit namun biaya berobat tidak ditanggung asuransi, dan lain sebagainya.
Dana darurat untuk apa?
Idealnya, dana darurat digunakan hanya ketika kamu berada di situasi darurat yang membutuhkan dana dengan segera sebagaimana contoh situasi yang sudah saya sebutkan di atas.
Sayangnya, definisi “darurat” masing-masing orang bisa saja berbeda.
Apapun definisi darurat-mu, sebaiknya hindari menggunakan dana darurat untuk keperluan seperti:
1. Pengeluaran terjadwal, cth: bayar tagihan listrik, internet, pulsa, pajak penghasilan, dll.
Kenapa? karena jenis pengeluaran ini dapat dibikin budget-nya sendiri, sehingga tidak perlu pake dana darurat untuk membiayainya.
2. Pengeluaran kurang/tidak penting, cth: beli hp/gadget baru, liburan, beli pakaian atau barang tertentu karena diskon, dll.
Kenapa? karena biasanya ini termasuk pengeluaran impulsif dan tidak begitu penting. Jadi, tolong bedakan antara kebutuhan dan keinginan.
3. Tujuan keuangan lainnya, cth: DP untuk beli mobil atau rumah, modal bisnis, persiapan dana pensiun, dll.
Kenapa? coba tanya lagi deh apakah DP mobil/rumah, modal bisnis, dan menyiapkan dana pensiun merupakan sebuah keperluan darurat/mendesak? Penting iya, tapi mendesak belum tentu.
Berapa Dana Darurat yang Harus Disiapkan?
Tidak ada angka pasti berapa jumlah dana darurat pribadi / keluarga yang harus kamu siapkan.
Semua kembali lagi ke kondisi masing-masing individu.
Akan tetapi, saran yang umum digunakan adalah dana darurat sebesar 3 – 6x pengeluaran bulanan.
Jadi, kalau rata-rata pengeluaran kamu dalam sebulan mencapai Rp7 juta, maka jumlah dana darurat yang mesti kamu siapkan adalah minimal Rp21 juta (3x pengeluaran) atau Rp42 juta (6x pengeluaran).
Itu kalau kondisi kamu lajang dan belum memiliki tanggungan.
Kalau sudah menikah, beda lagi. Disarankan jumlah dana darurat yang disiapkan adalah sebesar 9x pengeluaran bulanan rumah tangga.
Sementara kalau udah punya anak, dana daruratnya boleh di-upgrade lagi menjadi sebesar 12x pengeluaran bulanan rumah tangga.
Patut diingat bahwa semua aturan di atas hanyalah berupa pedoman umum. Artinya, ini bukan sesuatu yang harus banget kamu ikuti.
Jadi, kalau kamu mau menentukan dana darurat dengan rumus “berapa kali gaji” alih-alih “berapa kali pengeluaran bulanan” juga gak masalah.
Atau barangkali kamu mau menentukan dana darurat berdasarkan nominal saja, contoh Rp50 juta, Rp100 juta, Rp 200 juta, dan seterusnya, tanpa memperdulikan berapa jumlah gaji atau pengeluaran bulananmu, juga tidak masalah.
Semua kembali lagi ke preferensi masing-masing.
Yang penting dana darurat-nya ada dan cukup untuk membiayai berbagai keperluan penting dan mendesak di masa depan.
Cara Mengumpulkan Dana Darurat
Mengumpulkan dana darurat tidak perlu terburu-buru.
Sebaiknya, lakukan lah secara perlahan dan tanpa menyiksa diri.
Contoh, jika penghasilan kamu setiap bulan adalah Rp5 juta dan dengan pengeluaran bulanan sebesar Rp4 juta, maka kamu tidak perlu menyiksa diri menabung sampai dengan Rp2-3 juta setiap bulannya untuk mengumpulkan dana darurat.
Tidak perlu. Cukup alokasikan dana sesuai kemampuan saja, yakni Rp1 juta per bulan.
Meskipun bakal lebih lama, membutuhkan waktu sekitar 24 bulan (24 juta dibagi 1 juta), untuk mengumpulkan dana darurat, namun setidaknya kamu masih bisa stay sane karena tidak harus berhemat ekstrem, memotong anggaran hiburan, dll, hanya untuk mengumpulkan dana darurat tersebut.
*asumsi dana darurat sebesar 6x pengeluaran bulanan, jadi 6 x 4 juta = Rp24 juta.
Dimana sebaiknya menyimpan dana darurat?
Dana darurat sebaiknya disimpan di instrumen yang memiliki likuiditas tinggi (dana bisa ditarik kapan saja) sekaligus mampu memberikan return tinggi.
Beberapa tempat yang direkomendasikan untuk menyimpan dana darurat antara lain:
- Tabungan bunga tinggi, silakan cek di Google bank mana saja yang menawarkan produk tabungan bunga tinggi.
- Deposito, instrumen ini mampu memberikan return lebih tinggi daripada tabungan biasa, hanya saja kamu akan dikenai denda apabila mencairkan dana deposito sebelum jatuh tempo.
- Emas,emas cocok dijadikan sebagai salah satu tempat untuk menyimpan dana darurat. Ini karena kamu bisa mencairkan emas kapan saja maupun menggadaikannya. Selain itu, emas juga dianggap sebagai instrumen anti inflasi yang membuatnya jauh lebih menarik daripada tabungan biasa.
- Reksadana pasar uang, instrumen ini cocok dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan dana darurat maupun berinvestasi. Reksadana pasar uang (RDPU) termasuk instrumen investasi yang likuid, memberi return tinggi (5-7% per tahun), serta anti-inflasi.
Kekurangannya adalah pencairan dana RDPU tidak instan, alias membutuhkan waktu 1-3 hari kerja. Sebagian dana darurat saya juga saya simpan dalam bentuk reksadana pasar uang yang saya beli lewat aplikasi Ajaib, Bibit, Ipotfund, Tanamduit, maupun Tokopedia Reksadana.
Baca juga: 13 Investasi Menguntungkan Tahun 2020, Cocok untuk Pemula!
Pertanyaan seputar dana darurat
1. Dana darurat berapa kali gaji?
Umumnya, dana darurat dihitung menggunakan rumus “berapa kali pengeluaran per bulan”, bukan “berapa kali gaji”. Namun, kalau kamu mau pake rumus yang kedua juga tidak apa-apa. Tinggal disesuaikan aja, jadi 3x – 12x gaji.
2. Kapan waktu yang tepat mengumpulkan dana darurat?
Sesegera mungkin setelah kamu punya penghasilan sendiri.
3. Berapa dana darurat keluarga?
Minimal 9x pengeluaran bulanan rumah tangga untuk keluarga yang belum memiliki anak. Bagi keluarga dengan anak, disarankan punya dana darurat minimal 12x pengeluaran bulanan rumah tangga.
4. Dana darurat disimpan dimana?
Di tabungan dengan return tinggi atau di instrumen investasi rendah risiko seperti deposito, emas, atau reksadana pasar uang.
Hindari menyimpan dana darurat di instrumen investasi berisiko tinggi seperti saham dan peer to peer lending atau di instrumen investasi yang kurang/tidak likuid seperti properti dan koleksi barang mewah/berharga (jam tangan, lukisan, dll).
5. Apa perbedaan dana darurat dan tabungan?
Dana darurat digunakan untuk berbagai keperluan darurat di masa depan yang belum tentu terjadi atau tidak.
Sedangkan, tabungan umumnya digunakan untuk membeli/mewujudkan sesuatu yang kita impikan. Contoh, tabungan untuk liburan, tabungan untuk beli HP baru, tabungan untuk biaya menikah, tabungan untuk biaya umroh, dan seterusnya.
Kesimpulan
Untuk menciptakan kondisi finansial yang stabil dan secure, setiap orang hendaknya memiliki dana darurat dengan jumlah minimal 3 – 6 kali pengeluaran bulanan, atau maksimal 12 kali pengeluaran bulanan.