Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak memiliki kemampuan atau kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya berupa pangan (makan & minum), sandang (pakaian), papan (tempat tinggal), serta akses terhadap pendidikan dan kesehatan yang layak.
Situasi ‘kekurangan’ seperti ini tentu akan memberikan sejumlah dampak negatif terhadap kehidupan si orang miskin dan masyarakat secara keseluruhan.
Berhubung kemiskinan merupakan sebuah masalah sosial yang kompleks dan rumit, yang tidak seperti anggapan saya sejak kecil yang hanya mengira kemiskinan sebatas konsekuensi logis dari sifat malas, maka cara mengatasi dampak kemiskinan pun seharusnya akan membutuhkan usaha (tenaga) dan waktu yang tidak sedikit.
Sayangnya di artikel ini saya tidak akan membahas tentang bagaimana cara mengatasi kemiskinan, melainkan lebih kepada terlebih dahulu mengidentifikasi apa saja dampak negatif yang ditimbulkan oleh situasi kemiskinan yang terjadi.
Lebih detailnya, kita akan membahas mengenai 9 dampak negatif kemiskinan yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Memicu tindak kriminal
Karena keterbatasan ekonomi, masyarakat miskin akan cenderung menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Termasuk dalam hal ini melakukan tindak kejahatan seperti merampok, mencuri, melakukan penipuan, begal, hingga pembunuhan.
2. Depresi
Minimnya penghasilan yang dibarengi dengan harga kebutuhan pokok yang semakin melonjak seringkali mengakibatkan masyarakat miskin mengalami depresi. Secara pengertian, depresi bisa diartikan sebagai perasaan sedih berkepanjangan yang dialami oleh seseorang sehingga memberikan dampak negatif terhadap pikiran, perasaan, tindakan, dan kesehatan mentalnya.
Depresi sejatinya merupakan hal yang normal secara medis. Siapapun bisa depresi saat harus menghadapi kenyataan hidup yang menyakitkan. Kamu bisa saja depresi ketika tidak kunjung memperoleh pekerjaan, gagal nikah, atau ketika orang yang kamu sayangi (misal: orangtua, suami/istri) akhirnya meninggal dunia.
Namun sedianya semua sebab diatas cenderung hanya mengakibatkan depresi yang bersifat sementara. Tidak berkepanjangan. Berbeda dengan depresi yang (umumnya) terjadi bila kamu terlahir dari keluarga miskin dan harus hidup dengan kenyataan pahit itu selama bertahun-tahun. Pastinya jenis depresi yang kamu alami akan jauh lebih berat dan berkepanjangan. Bahkan, tak jarang berujung pada timbulnya keinginan untuk bunuh diri.
3. Menimbulkan konflik
Dampak kemiskinan selanjutnya adalah masih berkaitan dengan depresi. Menurut laman Wikipedia , selain perasaan sedih dan cemas, dua gejala lain yang juga dapat dialami oleh individu yang sedang mengalami depresi adalah cenderung mudah marah dan tersinggung. Dua kecenderungan sifat ini yang kemudian seringkali mengakibatkan timbulnya konflik di masyarakat. Bahkan tak jarang ada yang memakan korban. Contoh seperti perceraian (alasan ekonomi sering menyebabkan orang bercerai), perseteruan yang terjadi antar tetangga hingga suku di perkampungan, dan lain sebagainya.
4. Menambah pengangguran
Selain bertindak sebagai salah satu faktor penyebab kemiskinan, pengangguran juga nyatanya ikut termasuk ke dalam daftar panjang dampak negatif kemiskinan. Individu yang ‘nganggur’ otomatis tidak memperoleh penghasilan, yang kemudian mengakibatkan yang bersangkutan menjadi miskin.
Pun ketika seseorang hidup dalam keadaan yang serba kekurangan, ia menjadi cenderung tidak mendapatkan akses terhadap sejumlah kebutuhan pokoknya. Terutama dalam hal ini kebutuhan akan pendidikan. Alhasil, banyak dijumpai mereka yang miskin terpaksa harus putus sekolah bahkan ada yang tidak pernah sekolah sama sekali.
Bila keadaannya demikian, maka tentu menjadi sulit bagi orang-orang ini untuk bersaing di dunia usaha maupun dunia kerja karena kurangnya pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki.
Jadi, mau tidak mau, bukannya lepas dari pengangguran dan kemiskinan, mayoritas masyarakat miskin justru lebih berperan dalam mendorong peningkatan angka pengangguran yang terjadi.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa dampak kemiskinan yang satu ini (pengangguran) bagaikan sebuah siklus lingkaran setan yang terjadi berulang-ulang dalam kalangan mereka yang tidak mampu secara ekonomi.
5. Kurang atau sulit memperoleh akses pendidikan
Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, orang miskin umumnya tidak mendapatkan akses terhadap pendidikan yang ujung-ujungnya malah memperparah dampak kemiskinan yang terjadi di masyarakat.
6. Meningkatkan angka kematian
Minimnya penghasilan masyarakat miskin otomatis mengakibatkan mereka kesulitan dalam merawat diri dan memperoleh pengobatan yang sesuai di kala sakit. Jangankan merawat diri, mbok ya dari keadaan tempat tinggal mereka saja sudah bisa dikatakan jauh dari kata sehat.
Apalagi bagi mereka yang hidup di bantaran sungai yang tempat mandi, mencuci pakaian, buang hajat, hingga pembuangan sampah semuanya dijadikan satu. Miris.
Ketidakmampuan finansial ditambah dengan gaya hidup yang seperti itu pada akhirnya hanya akan semakin meningkatkan angka kematian yang terjadi di Indonesia. Dimana sebagian besar angka tersebut disumbang oleh kasus yang berasal dari penduduk miskin.
7. Menyebabkan mal-nutrisi sampai gizi buruk
Anak-anak yang lahir dari keluarga miskin sangatlah rentan mengalami mal-nutrsi hingga gizi buruk. Tidak memadainya penghasilan yang diperoleh orangtua membuat mereka terpaksa harus membesarkan dan merawat anak-anak mereka dengan asupan nutrisi yang seadanya saja.
Pola asuhan anak yang seperti ini pada akhirnya dapat menuntun anak-anak tersebut tumbuh dan berkembang secara kurang optimal. Baik dari segi fisik, mental, sampai intelektual. Bahkan tak jarang ada anak yang meninggal karena kekurangan gizi.
8. Anak terlantar
Salah satu dampak kemiskinan seperti yang sudah saya jelaskan pada bagian ketiga adalah menimbulkan konflik. Perseteruan atau cekcok yang terjadi antara suami-istri merupakan satu contoh konflik yang sangat mungkin diakibatkan oleh kemiskinan. Lagipula rasanya sulit untuk tidak cekcok di tengah situasi yang ‘tertekan’ secara ekonomi.
Makanya, tak jarang pasangan suami-istri yang hidup dalam kemiskinan cenderung memutuskan untuk bercerai. Hal ini kemudian dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan mental dan masa depan anak-anak mereka. Terlebih ketika kedua orangtua yang bercerai itu memilih untuk tidak lagi memelihara anak mereka, alias ditelantarkan begitu saja.
9. Terbentuknya pola pikir pesimistis
Dampak kemiskinan yang terakhir adalah dapat terbentuknya pola pikir yang pesimis pada masyarakat miskin. Mereka yang kesehariannya hidup serba kekurangan pastinya lama kelamaan akan percaya bahwa dirinya tidak bisa berkembang lebih jauh lagi. Tidak mungkin keluar dari jerat kemiskinan dan sukses seperti kehidupan keluarga beberapa teman mereka yang kaya.
Lain kali saat kamu berbincang dengan warga miskin, cobalah perhatikan setiap kata atau kalimat yang keluar dari mulut mereka. Biasanya apa yang mereka ucapkan selalu bernada pesimistis dan pasrah.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai 9 dampak negatif kemiskinan yang bisa kita temukan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Semoga dengan mengetahui kenyataan ini, kita bisa menjadi lebih toleran dan bijak dalam bergaul dengan orang-orang yang hidupnya kurang beruntung secara finansial. Serta yang paling utama dapat ikut tergerak membantu mengatasi masalah kemiskinan yang terjadi.