Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang populer dan diminati masyarakat sejak dulu. Berinvestasi saham memiliki potensi keuntungan yang besar meski dibarengi juga dengan risiko yang tinggi.
Umumnya, dikenal dua tipe orang dalam berinvestasi saham, yaitu trader dan investor. Trader adalah orang yang berinvestasi saham untuk jangka pendek, sedangkan investor adalah orang yang berinvestasi saham untuk jangka panjang.
Secara umum, investasi saham jangka panjang lebih disarankan daripada jangka pendek karena potensi keuntungan yang didapat bisa lebih maksimal. Simak 3 keuntungan investasi saham jangka panjang bagi investor berikut ini.
P.S. Saham adalah instrumen investasi dengan risiko tinggi. Sebaiknya, siapkan dana darurat minimal 6x pengeluaran bulanan sebelum mulai berinvestasi.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Disiapkan Sebelum Berinvestasi
Dividen
Dalam investasi saham, terdapat sebuah istilah yang disebut dividen. Dividen singkatnya adalah pembagian keuntungan (laba) perusahaan yang diperoleh selama periode waktu tertentu kepada para pemegang saham perusahaan tersebut.
Pada dasarnya, ada 5 jenis dividen dalam investasi saham, yaitu dividen tunai, dividen saham, dividen skrip, dividen properti (barang), dan dividen likuidasi. Meski begitu, jenis dividen yang paling sering dibagikan perusahaan adalah dividen dalam bentuk tunai dan saham.
Sebuah perusahaan umumnya membagikan dividen sebanyak 1-2 kali dalam setahun tergantung dari hasil RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham. Kendati begitu, kamu juga bisa menemukan beberapa perusahaan yang tidak memberikan dividen sepeserpun dalam kurun waktu satu tahun.
Baca juga: Investasi Saham Lebih Asik dan Murah Lewat Aplikasi Ajaib
Kondisi ini bisa saja terjadi apabila perusahaan sedang dalam kesulitan finansial atau membutuhkan dana lebih untuk keperluan ekspansi perusahaan di masa mendatang.
Jumlah dividen tunai yang diterima investor tergantung pada berapa jumlah lembar saham yang dimiliki.
Semakin banyak lembar saham yang dimiliki, otomatis semakin besar pula jumlah dividen tunai yang dapat diterima investor. Hal yang sama juga berlaku untuk pembagian dividen dalam bentuk saham.
Berikut contoh ilustrasi keuntungan yang diperoleh investor dari pembagian dividen tunai perusahaan:
Budi memiliki 100.000 lembar saham PT. Segitiga Bermuda Tbk, dan pada tahun ini perusahaan tersebut mengumumkan untuk membagikan dividen senilai Rp350/lembar.
Nah, dengan jumlah saham 100.000 lembar yang dimiliki Budi, maka dividen yang akan diperoleh Budi pada tahun ini adalah senilai Rp35.000.000. Dipotong pajak 10%, jadinya dividen tunai yang masuk ke rekening Budi adalah Rp31.500.000.
Itu kalau Budi punya 100 ribu lembar saham, bayangkan kalau Budi punya 1 juta, 5 juta, atau 10 juta lembar saham. Tentu jumlah dividen tunai yang akan diterima Budi menjadi lebih besar lagi.
Jika kamu tertarik menjadi investor saham jangka panjang, maka dividen adalah salah satu keuntungan investasi saham jangka panjang yang tidak boleh kamu lewatkan.
Baca juga: 10 Komunitas Saham Indonesia untuk Belajar Saham Lebih Mudah dan Mengasyikkan, Yuk Gabung!
Capital Gain
Seperti yang umum diketahui, harga saham perusahaan cenderung naik turun setiap hari bursa. Hal ini memungkinkan investor untuk meraup keuntungan jangka pendek dalam berinvestasi saham, yaitu dengan membeli saham di harga rendah dan menjualnya ketika harga saham tersebut sudah naik.
Nah, keuntungan berupa selisih dari harga jual dan beli saham inilah yang disebut dengan capital gain atau keuntungan modal. Contohnya, pada tahun 2005 Budi sempat membeli 100 ribu lembar saham PT. Segitiga Bermuda Tbk seharga Rp50 juta ketika harga sahamnya pada saat itu masih Rp500/lembar.
15 tahun berselang, kini harga saham PT. Segitiga Bermuda Tbk telah naik signifikan hingga Rp24.000/lembar. Jika Budi memutuskan untuk menjual sahamnya pada saat ini, maka Budi akan memperoleh Rp2,4 Miliar (24.000 x 100 ribu lembar saham).
Artinya, dalam waktu 15 tahun, Budi mendapatkan keuntungan capital gain dari saham PT. Segitiga Bermuda Tbk senilai Rp2.350.000.000. Lumayan banget kan?
Baca juga: 12 Rekomendasi Buku Saham Terbaik untuk Investor Pemula
Compound Interest
Salah satu keuntungan investasi saham jangka panjang adalah compound interest atau efek bunga berbunga. Keuntungan ini diperoleh dengan cara menginvestasikan kembali dividen tunai yang didapat investor ke dalam lembar saham yang dipegang.
Jadi, anggaplah tahun ini kamu baru saja mendapatkan dividen tunai dari perusahaan PT. Segitiga Bermuda Tbk senilai Rp500.000.
Nah, daripada uang Rp500.000 tersebut kamu gunakan untuk hal-hal yang berbau konsumtif, mendingan kamu investasikan kembali ke PT. Segitiga Bermuda Tbk dengan cara membeli lagi lembar saham perusahaan tersebut.
Sehingga, harapannya, di tahun depan, kamu bisa mendapatkan jumlah dividen yang lebih banyak lagi.
Lakukan hal ini terus menerus setiap tahunnya dalam jangka waktu yang cukup lama dan niscaya kamu akan memperoleh keuntungan compound interest yang luar biasa.
Sebagai contoh saja, dengan asumsi kamu memiliki investasi saham senilai Rp100 juta di perusahaan tertentu dengan bunga 15% per tahun, maka dalam jangka waktu 30 tahun kamu berinvestasi, uang tersebut telah mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp6,62 Miliar.
Baca juga: Simak 2 Cara Sederhana Membeli Saham Telkomsel tanpa Ribet
Dan ingat, ini hanya dengan modal Rp100 juta saja tanpa ada tambahan modal lagi selama kurun waktu 30 tahun, kecuali bunga yang terus diinvestasikan.
Mengincar keuntungan investasi saham jangka panjang, layakkah?
Untuk menjawab pertanyaan ini tentunya saya harus tahu terlebih dulu tentang apa tujuan investasi kamu dan bagaimana profil risiko investasi kamu karena setiap orang berbeda-beda.
Baca juga: 13 Investasi yang Menguntungkan tahun 2020, Cocok untuk Pemula!
Namun, yang pasti adalah mengincar keuntungan investasi saham jangka panjang terbilang sangat layak jika tujuan investasi kamu adalah untuk menyiapkan dana pensiun, di samping instrumen investasi reksadana, reksadana indeks, dan obligasi.