Cara Membaca Laporan Keuangan Perusahaan [Contoh Kasus]

Pada artikel ini saya ingin membahas tentang bagaimana cara membaca laporan keuangan, dengan menggunakan contoh laporan keuangan dari PT. Indofood Sukses Makmur (INDF) pada kuartal I 2019.

Cara Membaca Laporan Keuangan

Di dalam laporan keuangan, biasanya hanya ada tiga jenis laporan yang paling penting untuk diperhatikan, yaitu laporan neraca, laba rugi, dan laporan arus kas perusahaan.

Walau demikian, saya juga akan sedikit membahas tentang “laporan perubahan modal” dan “catatan atas laporan keuangan” di artikel ini.

Otomatis, pembahasannya juga bakalan lengkap karena sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.     

Namun sebelum mulai, ada baiknya jika kamu mendownload terlebih dahulu laporan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk kuartal I 2019 berikut ini: Laporan Keuangan INDF Q1 2019.

Apa itu kuartal? Kuartal itu sama dengan triwulan atau per tiga bulan.

Jadi, laporan keuangan kuartal I berarti laporan keuangan untuk periode tiga bulan pertama dalam satu tahun, yaitu untuk periode bulan Januari – Maret.

1. Neraca Keuangan

Pada dasarnya, laporan neraca keuangan menyediakan informasi tentang jumlah aset, kewajiban, dan modal suatu perusahaan pada periode tertentu secara lengkap dan detail.

Laporan neraca sendiri dibuat dengan menggunakan rumus persamaan akuntansi, yaitu:

Aset  = Liabilitas (Hutang) + Modal (Ekuitas)

Aset adalah segala kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik yang memiliki wujud maupun tidak.

Contoh aset yang memiliki wujud (tangible asset) seperti uang tunai (cash), pabrik, kendaraan, mesin, alat & perlengkapan, tanah, hingga piutang usaha. Sedangkan contoh aset yang tidak memiliki wujud (intangible asset) ialah seperti merek dagang, hak cipta, hak guna bangunan, hak sewa, paten, hingga goodwill.

Liabilitas adalah total hutang atau kewajiban pembayaran yang dimiliki oleh perusahaan kepada pihak tertentu, bisa itu hutang bank, hutang dagang, hutang pembayaran gaji pegawai/karwayan, obligasi, dan lain-lain.

Modal atau ekuitas adalah total modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang mana bisa berasal dari jumlah saham yang diperjualbelikan, modal disetor, laba perusahaan, dan lain sebagainya.

Dalam prakteknya, rumus persamaan akuntansi sering dikembangkan menjadi:

Aset = Liabilitas + Modal + Pendapatan – Beban, atau

Aset + Beban = Liabilitas + Modal + Pendapatan

Beban adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tujuan memperoleh laba. Misalnya, beban gaji pegawai/karyawan, beban bunga pinjaman, beban sewa bangunan/ruko, dll.

Adapun semakin tinggi biaya yang dikeluarkan, otomatis semakin berkurang pula jumlah modal (ekuitas) yang dimiliki oleh perusahaan.

Sementara pendapatan adalah arus uang masuk yang diperoleh dari hasil penjualan produk/jasa perusahaan. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh, semakin tinggi jumlah modal yang dimiliki oleh perusahaan.

Nah, yang paling penting dalam laporan neraca keuangan adalah jumlah total Aset perusahan harus sama dengan jumlah total Liabitas + jumlah total Modal (ekuitas) dari perusahaan tersebut.

Seandainya berbeda, maka bisa dipastikan ada yang salah dengan perusahaan tersebut.

Oke.

Jadi, itu sekedar perkenalan dulu.

Sekarang, mari sama-sama kita praktek membaca laporan neraca keuangan dari perusahan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Q1 2019.

*Q1 = kuartal I

Cara Membaca Laporan Neraca Keuangan INDF

Cara membaca laporan aset keuangan perusahaan Indofood
Gambar 1

 1. Kondisi Aset Perusahaan INDF

Berdasarkan laporan aset perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Q1 2019 pada gambar di atas, kita bisa melihat bahwa aset perusahaan terbagi atas dua, yaitu Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar.

  • Aset Lancar (Current Asset) merupakan jenis aset yang dapat digunakan (dicairkan) dalam kurun waktu yang relatif singkat, biasanya tidak lebih dari satu tahun. Misalnya seperti kas (uang), investasi jangka pendek, piutang dagang, biaya atau sewa dibayar dimuka, persediaan, dll.
  • Aset Tidak Lancar (Non-Current Asset) merupakan jenis aset jangka panjang yang biasanya akan ditahan/digunakan (tidak dijual) oleh perusahaan dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal satu tahun. Selain itu, dikatakan aset tidak lancar karena aset ini juga tidak mudah untuk dicairkan dalam bentuk cash sama seperti aset lancar. Contoh, aset berupa tanah, properti, aset tidak berwujud (merek dagang, paten, dll), alat/mesin produksi, hingga investasi jangka panjang.

Selain itu, kita juga bisa melihat bahwa terjadi pertumbuhan aset perusahaan yang semula hanya bernilai Rp96.537.796 (dalam jutaaan rupiah) pada 31 Desember 2018 menjadi Rp98.091.381 (dalam jutaan rupiah) di akhir Maret 2019. (Tip: lihat garis berwarna hijau)

Alias terjadi pertumbuhan aset senilai Rp1.553.585 (dalam jutaan rupiah) atau setara dengan Rp1,5 triliun.

Adapun rincinya, kita bisa  melihat bahwa pertumbuhan aset perusahaan secara keseluruhan ini juga terjadi karena dipengaruhi oleh pertumbuhan aset lancar ( dari Rp33,2.. menjadi Rp34,1..) dan aset tidak lancar (dari Rp63,2.. menjadi Rp63,9..) perusahaan.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa kondisi aset perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk per 31 Maret 2019 adalah baik yang ditandai oleh adanya peningkatan nilai aset perusahaan.

Sekarang, mari kita melihat bagaimana kondisi liabilitas dari perusahaan ini.

2. Kondisi Liabilitas Perusahaan INDF

Cara membaca laporan keuangan Liabilitas PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Gambar 2

Secara kesuluruhan, kita bisa melihat bahwa nilai total liabilitas perusahaan INDF berkurang dari Rp46.620.996 pada akhir tahun 2018 menjadi Rp46.290.406 per 31 Maret 2019. (Tip: perhatikan garis berwarna biru)

Alias berkurang senilai Rp330.590 (dalam jutaan rupiah) atau sekitar Rp330 miliar.

Kondisi ini adalah sebuah pertanda baik mengingat total beban yang harus ditanggung oleh perusahaan pun menjadi semakin berkurang.

Adapun untuk liabilitas jangka pendek adalah jenis liabilitas atau hutang perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau kurang.

Contohnya seperti hutang dagang, pajak, gaji karyawan, dividen (keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham), hutang jangkan panjang yang jatuh tempo, dan lain sebagainya.

Sementara liabilitas jangka panjang jenis liabilitas atau hutang perusahaan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Misalnya seperti obligasi, hutang jangka panjang, hutang hipotek, dan lain-lain.


Nah, sekarang mari kita menghitung nilai current ratio atau rasio lancar dari perusahaan ini apakah termasuk likuid atau tidak.

Perlu diketahui, perusahaan likuid adalah perusahaan yang mampu membayar seluruh kewajiban jangka pendek atau hutang yang harus segera dibayar dengan menggunakan harta atau aset lancarnya.

Untuk menghitung tingkat likuiditas perusahaan ini, maka digunakanlah rumus:

Aset Lancar/Kewajiban Lancar atau Aset Lancar/Liabilitas Jangka Pendek

Kalau melihat laporan aset dan liabilitas dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk di atas, berarti nilai current ratio-nya per 31 Maret 2019 adalah:

34.137.421 (lihat gambar 1) / 30.851.129 (lihat gambar 2) = 1,1…

Artinya, perusahaan INDF ini per 31 Maret 2019 adalah perusahaan yang likuid.

*semakin tinggi nilai current ratio menandakan semakin baiknya kinerja keuangan dari suatu perusahaan

Terakhir, mari kita melihat kondisi ekuitas perusahaan INDF.

3. Kondisi Ekuitas Perusahaan INDF

Contoh Laporan Ekuitas PT. Indofood Sukses Makmur Tbk periode kuartal I 2019
Gambar 3

Berdasarkan laporan ekuitas PT. Indofood sukses Makmur Tbk per 31 Maret 2019, kita bisa melihat bahwa terjadi peningkatan nilai total ekuitas perusahaan dari Rp49.916.800 per 31 desember 2018 menjadi Rp51.800.975 per akhir triwulan satu 2019. (Tip: perhatikan garis berwarna biru muda)

Artinya, ini merupakan sebuah pertanda yang baik bagi perusahaan.

Sekarang, coba kita hitung berapa nilai Debt to Equity Ratio (DER)dari perusahaan ini, yaitu nilai perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah modal perusahaan.

Semakin kecil nilai rasionya semakin baik. Sebaliknya, jika nilai rasionya lebih dari satu, berarti perusahaan ini mempunyai jumlah hutang yang lebih besar daripada jumlah modal yang dimilikinya. Alias minus.

Adapun rumus untuk mencari nilai DER adalah:

Total hutang/total modal atau total liabilitas/total ekuitas

Dengan demikian nilai DER PT. Indofood Sukses Makmur Tbk per 31 Maret 2019 adalah:

46.290.406 (lihat gambar 2, bagian total liabilitas) / 51.800.975 (lihat gambar 3, bagian total ekuitas) = 0,89

Artinya kondisi hutang perusahaan ini masih tergolong aman. Karena lebih besar modal daripada hutang. Atau masih lebih besar Tiang daripada Pasak.


Selain itu, kita juga bisa menghitung nilai DAR atau Debt to Asset Ratio keuangan perusahaan dengan membandingkan antara total liabilitas dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Rumusnya adalah:

DAR = Total Liabilitas/Total Aset

Apabila melihat laporan keuangan dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk per 31 Maret 2019, kita bisa menghitung bahwa nilai DAR yang dimiliki oleh INDF adalah:

46.290.406 (lihat gambar 2) / 98.091.381 (lihat gambar 1) = 0,43

Hal ini berarti sebagian besar aset perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk masih dibiayai oleh ekuitas, bukan hutang. Artinya masih termasuk aman.

Sebaliknya, jika nilai DAR sudah menyentuh angka 0,5 bahkan lebih sampai di kisaran 0,8 – 0,9 , maka ini adalah situasi yang cukup berisiko bagi keuangan perusahaan.

Pasalnya, angka tersebut menandakan bahwa perusahaan terlalu banyak menggunakan utang untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Sehingga membuat beban perusahaan semakin meningkat dan menyebabkan financial distress atau kesulitan keuangan.

Bahkan, jika manajemen perusahaan tidak mampu mengelola utangnya dengan baik, maka kondisi ini dapat menyebabkan perusahaan menjadi bangkrut.

Umumnya, nilai DAR yang normal adalah 0,6 – 0,7 kali.


Nah, sekarang, coba perhatikan nilai pada kotak berwarna merah yang terdapat pada gambar 1 dan gambar 3.

Nilai keduanya sama bukan? yaitu 98.091.381.

Nah, ini merupakan rumus dari persamaan akuntansi seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, yaitu nilai Aset = Total Liabilitas + Ekuitas.

Coba lihat juga nilai di samping kanan masing-masing kotak berwarna merah tersebut, baik pada gambar 1 maupun gambar 3.

Sama-sama juga memiliki nilai 96.537.796

2. Laporan Laba dan Rugi

Pada dasarnya, cara membaca laporan keuangan laba rugi suatu perusahaan itu sangatlah mudah. Sebab yang dilihat hanyalah apakah perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan atau justru menderita kerugian pada periode waktu tertentu.

Melihat apakah suatu perusahaan untung atau rugi tentu bukanlah pekerjaan yang sulit, ya kan?

Akan tetapi, di balik laporan laba rugi tersebut, sebetulnya ada banyak lagi indikator yang bisa kita baca terkait kondisi finansial suatu perusahaan, seperti:

  • Gross & Net Profit Margin
  • Return on Equity (ROE)
  • Return on Investment (ROI)
  • Return on Asset (ROA)
  • Earning per Share (EPS)

Lebih detailnya, mari kita melihat terlebih dahulu bagaimana kondisi laporan keuangan laba rugi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk di bawah ini:

Cara membaca laporan keuangan Laba Rugi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Gambar 4
Laporan keuangan Laba Rugi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk kuartal I 2019
Gambar 5

1. Gross Profit Margin

Pertama, mari kita menghitung berapa nilai Gross Profit Margin atau margin laba kotor dari perusahaan INDF dengan rumus:

Margin Laba Kotor = Total Laba Bruto / Total Pendapat atau Penjualan Neto

Dari rumus tersebut, kita bisa mengetahui bahwa nilai GPM PT. Indofood Sukses Makmur Tbk per 31 Maret 2019 adalah:

5.797.472 (lihat gambar 4, bagian laba bruto) / 19.169.840 (lihat gambar 4, bagian penjualan neto) = 0,3

Artinya, perusahaan INDF belum terlalu efisien dalam menekan harga pokok penjualannya (biasa dikenal juga dengan istilah beban pokok penjualan) sehingga hanya bisa menghasilkan margin laba kotor di angka 0,3 kali atau 30% saja dari total nilai penjualan yang didapatkan oleh perusahaan.

Semakin tinggi nilai GPM (Gross Profit Margin), berarti semakin baik dan efisien pula perusahaan dalam mengelola kegiatan operasionalnya untuk menghasilkan keuntungan.  

Artikel terkait:

2. Net Profit Margin

Kali ini, kita akan menghitung berapa nilai Net Profit Margin atau margin keuntungan (laba) bersih perusahaan INDF. Rumusnya adalah:

Margin Laba Bersih = Total Laba Bersih Setelah Pajak / Total Pendapatan atau Penjualan Neto

Dengan demikian, nilai Margin Laba Bersih INDF per 31 Maret 2019 adalah:

1.634.302 (lihat gambar 4, bagian laba periode berjalan) / 19.169.840 (lihat gambar 4, bagian penjualan neto) = 0,085….

Artinya, rasio keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan INDF terhadap total penjualan produknya per 31 Maret 2019 adalah senilai 0,085 kali atau sekitar 8,5% saja.

Sekilas, angka ini mungkin terlihat kecil. Tetapi, sesungguhnya angka ini sudah lumayan tinggi. Dan berarti perusahaan mampu memberikan keuntungan yang lumayan bagi para pemegang sahamnya.

Perlu diketahui, nilai Marjin Laba Bersih dengan persentase lebih dari 10% saja sudah dianggap sangat baik. Jadi, kalau 8,5 % bisa dianggap okelah.

3. Return on Equity (ROE)

Return on Equity adalah perbandingan antara laba bersih yang diperoleh perusahaan terhadap total ekuitas atau modal perusahaan tersebut. Dengan demikian, rumus mencari ROE adalah Laba Bersih / Ekuitas.

Jika kita melihat laporan keuangan perusahaan INDF di atas, maka kita pun bisa menghitun ROE dari perusahaan tersebut, yakni:

1.634.302 (lihat gambar 4, bagian laba periode berjalan) / 51.800.975 (lihat gambar 3, bagian total ekuitas) = 0,031

Artinya, dengan modal perusahaan Rp51,8 triliun, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mampu menghasilkan keuntungan hingga 3,1% atau senilai Rp1,63 triliun selama periode kuartal I 2019.

Semakin tinggi nilai ROE, berarti semakin menguntungkan pula perusahaan tersebut.

Nah, untuk mendapatkan nilai ROE yang lebih akurat, sebaiknya laba bersih perusahaan disetahunkan (annualized) terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam rumus menghitung ROE.

Sehingga perhitungannya menjadi seperti ini:

1.634.302 (lihat gambar 4, bagian laba periode berjalan) x 4 / 51.800.975 (lihat gambar 3, bagian total ekuitas) = 0,12

Dengan demikian, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebetulnya mampu menghasilkan keuntungan hingga 12,6% atau senilai Rp6,53 triliun (1.634.302 x 4) dari modal Rp51,8 triliun.

Kenapa dikali 4? Ya karena kita saat ini menggunakan contoh laporan keuangan INDF periode kuartal I 2019. Sehingga, untuk menyetahunkan, kita perlu mengalinya terlebih dahulu dengan angka 4, ya kan? (3 x 4 = 12)

Jadi,

  • Kalau laporan keuangannya kuartal I, laba bersihnya dikali 4
  • Kalau laporan keuangannya kuartal II, laba bersihnya dikali 2
  • Kalau laporan keuangannya kuartal III, laba bersihnya dikali 4/3
  • Kalau laporan keuangannya kuartal IV, laba bersihnya tidak perlu diapa-apain lagi. Atau bisa juga dikali, tetapi hanya boleh dikali 1. Hehe

4. Return on Asset (ROA)

Sama dengan ROE, rumus untuk menghitung Return on Asset juga menggunakan nilai laba bersih dari suatu perusahaan, namun dengan nilai aset sebagai pembaginya. Dengan demikian, rumus ROE adalah Laba Bersih / Total Aset Perusahaan.

Kalau kita melihat laporan keuangan INDF di atas, maka nilai ROA-nya adalah:

1.634.302 (lihat gambar 4, bagian laba periode berjalan) x 4 / 98.091.381 (lihat gambar 1, bagian total aset) = 0,066

Atau dengan kata lain, perusahaan INDF mampu menghasilkan keuntungan hingga 6,6% dari total aset perusahaan yang dimilikinya saat ini.

Nah, jika kita melihat trend nilai ROA PT. Indofood Sukses Makmur selama kurun waktu 5 tahun terakhir ini, sebetulnya tidak jauh berbeda dengan nilai ROA yang baru saja kita hitung di atas. Tidak percaya? coba lihat gambar screenshot di bawah ini.

Rangkuman laporan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Gambar 6

5. Earning per Share (EPS)

EPS atau Earning per Share merupakan sebuah indikator yang menunjukkan berapa keuntungan (laba) yang diperoleh pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimilikinya. Dengan demikian, rumus untuk mencari EPS adalah Laba Bersih Perusahaan / Jumlah Lembar Saham yang Beredar.

Dalam laporan keuangan PT. Indofood di atas, misalnya, kita bisa mengetahui bahwa nilai Earning Per Share INDF selama periode triwulan I 2019 adalah:

1.349.407.000.000 (lihat gambar 5, bagian laba periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk) / 8.780.426.500 (lihat gambar 3, bagian  modal ditempatkan dan disetor penuh) = 153,68….

Sekarang, coba lihat gambar 5 bagian “laba per saham yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk” untuk periode tahun Q1 2019.

Di situ terlihat jelas angka 154 .

Nah, angka tersebut tidak lain adalah bentuk pembulatan dari angka 153,68 yang kita peroleh dari hasil menghitung EPS  di atas.


Sebetulnya masih banyak lagi indikator lain yang bisa kita dapatkan setelah mengetahui bagaimana cara membaca laporan keuangan neraca dan laba rugi suatu perusahaan.

Namun, berhubung topik pembahasannya sangat luas, maka saya cukupkan dulu sampai di sini ya gaess. Selebihnya, kamu bisa bertanya di kolom komentar, membaca buku, atau bahkan mencarinya sendiri dengan melakukan browsing di internet.

Sekarang, mari kita lanjut ke laporan arus kas perusahaan.

3. Laporan Arus Kas

Sesuai namanya, laporan arus kas dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi detail tentang pergerakan duit yang terjadi pada suatu perusahaan. Baik itu pergerakan duit masuk (atas hasil penjualan produk/jasa, investasi, penerimaan dana pinjaman dari pihak bank, pembayaran piutang oleh pihak lain) maupun yang keluar (membayar gaji karyawan, pajak, bunga pinjaman, dll) .

Pada dasarnya, tidak ada lagi yang perlu saya jelaskan tentang bagaimana cara membaca laporan keuangan arus kas perusahaan, mengingat seluruh datanya sudah terpampang dengan jelas di laporan keuangan tersebut serta mudah dipahami.

Berikut screenshot dari laporan arus kas PT. Indofood Sukses Makmur di Q1 2019:

Laporan  arus kas PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Gambar 7
Laporan keuangan arus kas PT. Indofood Sukses Makmur Tbk periode kuartal I 2019
Gambar 8

Silakan, coba kamu baca dan simpulkan sendiri tentang keadaan arus kas INDF selama triwulan I 2019. Apakah laporan arus kasnya positif atau justru negatif? Apa alasannya? Berikan jawaban kamu pada kolom komentar di bawah artikel ini.

4. Laporan Perubahan Ekuitas & Catatan atas Laporan Keuangan

Terakhir, adalah laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.

Kedua jenis laporan ini memang seringkali diabaikan, tetapi sangat berguna apabila ikut diperhatikan juga.  

Terlebih bagi para investor yang berniat melakukan analisis mendalam terhadap suatu laporan keuangan perusahaan.

A. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas adalah jenis laporan keuangan yang sengaja dibuat untuk mengetahui bagaimana perkembangan nilai ekuitas atau modal yang dimiliki oleh perusahaan dari waktu ke waktu. Berikut contoh laporan perubahan ekuitas INDF Q1 2019:

Contoh laporan perubahan ekuitas PT. Indofood Sukses Makmur Tbk periode kuartal I 2019
Gambar 9

B. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan Keuangan pada dasarnya adalah bagian pada laporan keuangan yang berisi informasi-informasi detail tentang laporan keuangan secara keseluruhan.

Misal, jika kita kembali melihat laporan laba rugi perusahaan pada gambar 3 di atas, kita akan melihat bahwa pada bagian “Beban Pokok Penjualan” tercatat memiliki nilai 13.372.368. Akan tetapi, kita tidak tahu secara pasti darimana angka tersebut berasal.

Maka dari itu, kita perlu membuka catatan atas laporan keuangan tersebut dengan cara melihat isi dari poin ke 2, 11, 27, 31, dan 32 sebagaimana yang tertera pada bagian kolom catatan/notes yang berada tepat di samping kanan tulisan “Beban Pokok Penjualan”.

Nah, dalam contoh ini, saya menemukan bahwa informasi rincian beban pokok penjualan terdapat pada halaman 27. Berikut screenshot-nya:

Contoh catatan atas laporan keuangan dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk selama periode kuartal I 2019
Gambar 10

Kesimpulan

Mempelajari bagaimana cara membaca laporan keuangan itu memang membutuhkan waktu. Tetapi jika kita ingin menjadi seorang pengusaha atau investor yang sukses, kita jelas membutuhkan kemampuan ini di awal-awal membangun bisnis atau merintis karir sebagai seorang investor/trader saham professional.

Sekian, semoga artikel ini bermanfaat.

Rekomendasi
Bank Digital

Neobank

Seabank

JAGO

P2P Lending

Akseleran

Modal Rakyat

Pinjaman Online

Kredivo

GoPay Later

Saham & Reksadana

Ajaib

Bibit

Makmur

Stockbit

Tanamduit

Saham AS

Pluang

Crypto Exchange

Ajaib Kripto

Bitget (internasional)

Indodax

Pintu

Reku

Tokocrypto

Others

Alfagift

Shopback

Tiket.com

Zai

A lifelong learner, blogger and part-time investor. I love sharing about personal finance and cuan-related tips. Connect with me on Twitter. (Disclaimer: not a financial advisor)

15 thoughts on “Cara Membaca Laporan Keuangan Perusahaan [Contoh Kasus]”

  1. Thanks info nya kak,sangat membantu dan sangat mudah di mengerti,semoga ilmunya makin bertambah ya kak.

    Reply
  2. makasih banyak kak infonya jelas bgt penjelasannya jadi gampang dipahami, gara-gara ini terbantu banget buat ngerjain tugas ku ……

    Reply
  3. Makasih banyak atas penjelasannya, kak. Saya ingin menanyakan berdasarkan contoh laporan keuangan tsb, kalau penjualan netto=pendapatan, bagaimanakah kita mengetahui pengeluaran perusahaan berdasarkan laporan keuangan tsb? Terima kasih sebelumnya dan sukses terus buat kakak.

    Reply
    • Pengeluaran dilihat di laporan laba rugi. Di lapkeu, pengeluaran seringkali disebut “Beban”, contoh -> beban pajak, beban penjualan, dll. Kalau mau lebih gampang, lihat saja angka-angka yang dikurung -> contoh: (125.000). Dalam akuntansi, tanda kurung tersebut nilainya minus yang berarti itu adalah pengeluaran

      Terima kasih doanya ya ^ ^

      Reply
  4. Makasi banyak ats artikelnya, sy lg belajar saham walau umur udh uzur. Ini pelengkap dari dasar pemahaman saham yg sy baca dari penulis lain.
    Sekali lagi trima kasih. Amin

    Reply
      • Izin menanyakan teknik untuk menghitung Price Cash Flow Ratio (PCFR)

        PCFR = Harga Saham Sekarang / Cash Flow Per Share (CFPS)

        1. Untuk menentukan Cash Flow nya, menggunakan data yang mana ya?
        Apakah diambil dari datra : “Kas Neto yang diperoleh Dari Aktivitas Operasional”?

        2. Apakah data tersebut perlu dikesetahunkan dulu? (Jika diambil dari data laporan keuangan kuartal)

        Terima kasih

        Reply
        • 1. Betul pake data arus kas bersih operasional. Namun, di bagi dulu dengan jumlah saham beredar.
          2. Iyap, rata-rata emang harus disetahunkan dulu.

          Reply
  5. sangat membantu sekali. semoga ilmunya makin bermanfaat. sukses selalu buat blognya,.

    Reply
  6. Wah, ini mah lengkap sekali. Saya bookmark dulu.
    Dulunya saya pikir ilmu membaca laporan keuangan ini cuma bisa dipahami orang ekonomi saja–khususnya akuntansi. Tapi makin ke sini, literasi keuangan semakin banyak, termasuk di blog seperti tulisan dan blog ini.

    Reply

Leave a Comment